Sunday, August 25, 2013

[Review] Harry Potter and The Deathly Hallows

Judul: Harry Potter dan Relikui Kematian
Judul asli: Harry Potter and the Deathly Hallows
Penulis: J.K. Rowling
Alih bahasa: Listiana Srisanti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2008
Tebal: 1008 hlm

Membaca Harry Potter di seri terakhirnya memiliki kesan yang sangat berbeda dengan seri pertamanya. Di seri pertama, kita akan bertemu guru-guru yang mengajar di banyak kelas. Harry, Ron, dan Hermione disibukkan dengan PR dan tugas-tugas lainnya. Namun, di seri terakhir, kita tak akan menemui hal-hal seperti itu lagi. Bahkan, sejak awal Harry memutuskan untuk tidak kembali ke Hogwarts. Ia akan pergi mencari horcrux. Menyelesaikan misi yang disampaikan Dumbledore padanya. Ron dan Hermione terlibat penuh dalam tugas ini. Berbekal benda-benda warisan Dumbledore: deluminator untuk Ron, buku Kisah-Kisah Beedle si Juru Cerita untuk Hermione, dan snitch untuk Harry, dimulailah perjalanan mereka mencari horcrux milik Voldemort. 

Pencarian horcrux jelas bukan misi yang mudah. Harry, Ron, dan Hermione tak tahu harus memulai dari mana. Akhirnya, mereka memutuskan untuk tinggal di Grimmauld Place No. 12, rumah Sirius yang diwariskan untuk Harry. Fokus pertama mereka adalah mencari liontin milik Slytherin yang juga merupakan horcrux. Dibantu cerita dari Kreacher si peri rumah, akhirnya mereka tahu liontin itu berada di kementrian, lebih tepatnya dibawa oleh Dolores Umbridge. Misi dilanjutkan. Harry, Ron, dan Hermione, akan menyusup ke kementrian untuk mencari liontin itu.

Rencana tidak bisa dikatakan gagal, tapi juga tidak sepenuhnya berhasil. Liontin milik Slytherin berhasil mereka dapatkan. Namun, mereka tidak bisa kembali ke Grimmauld Place No. 12. Pihak kementrian telah mengetahui letak tempat itu. Akhirnya, Hermione membawa mereka ke hutan. Dari sinilah, keadaan menjadi bertambah rumit. Ron menjadi sangat pemarah. Ia bahkan cemburu pada Harry dan Hermione. Puncaknya, Ron pergi meninggalkan Harry dan Hermione. Meninggalkan mereka berdua di tengah pencarian yang masih sangat panjang.

Sulit sekali untuk membuat ringkasan seri ini tanpa menceritakan sedikit spoiler. Ringkasan yang saya buat jelas masih sangat jauh dari akhirnya. Masih banyak petualangan setelahnya. Juga teka-teki yang terungkap. Semangat mempertahankan kebenaran. Seri terakhir ini menyuguhkan begitu banyak emosi, bahkan sejak permulaan ceritanya. Sebuah akhir yang sangat detail dan memuaskan pembaca, meski banyak juga adegan sedih yang ada di dalamnya.

Ini bukan pertama kalinya saya membaca kisah Harry Potter, tapi hingga sekarang saya masih terkagum-kagum dengan imajinasi J.K. Rowling. Bagaimana ia bisa membuat sebuah seri dengan begitu banyak twist di dalamnya. J.K. Rowling mampu ‘menyihir’ anak-anak, juga orang dewasa untuk terus mengikuti perjalanan si kecil Harry. Melihatnya tumbuh menjadi seorang remaja, dan akhirnya dewasa. J.K. Rowling juga sering membuat kita tertawa dengan candaan Ron, juga ekspresinya yang lucu. Dan jangan lupa, Hermione. Gadis cerdas yang membuktikan bahwa ilmu yang didapat dari sekolah akan selalu berguna.

Harry Potter telah menjadi seri yang dicintai begitu banyak orang, termasuk saya. Menyenangkan bisa mengikuti event Hotter Potter, thanks to Mbak Melisa. Saya kembali membaca seri yang brilian ini. Mengingat-ingat kesan pertama ketika saya membacanya. Dan tidak heran saya masih sangat menikmati cerita ini. Jadi, 5 bintang, tentu saja! :))

Posting untuk:
 

3 comments:

  1. haloo SUka banget sama Harry Potter dan upunya (kaka) dari yang pertama sama yang terakhir tapi rada gimana gitu tentang filmnya yang ketujuh abis danielnya pendek heh

    ReplyDelete
  2. ini malah buku pertama Harry Potter yg saya baca.. hahaha...
    Tebelnya minta dilempar, tapi sepadan kok.. waktu itu masih sd atau smp pas baca ini... *nostalgia* Saya malah lihat epilognya dulu...
    Nice review, salam kenal :)

    ReplyDelete
  3. Saya adalah potterhead alias harry potter fans. Nah, otomatis saya sudah baca novel ini. Karangan JK Rowling memang berimajinasi yang sangat tinggi. Bahkan ketika orang lain menertawakannya, JK Rowling tetap berpendirian teguh kepada pemikiran dan ide-ide yang brilliant itu. Proud to be a potterhead

    ReplyDelete