Awalnya, saya hanya mengenal Harry Potter lewat Majalah Bobo. Yap, bicara bacaan masa kecil tak bisa dipisahkan dari Majalah Bobo ;) Saya pertama kali mengenal anak laki-laki dengan tanda petir di dahinya justru dari Majalah Bobo, bukan buku Harry Potter itu sendiri. Saya ingat Bobo pernah menulis tentang seri Harry Potter yang sangat terkenal, yang dikagumi oleh banyak sekali anak-anak di dunia. Waktu itu, saya belum tahu bisa membaca buku ini di mana (ya, saat itu membeli buku memang belum menjadi kebiasaan bagi saya). Jadilah perkenalan saya dengan Harry Potter tertunda. Namun, saat itu saya sudah mengetahui sedikit tentang dirinya. Bahwa dia tinggal di lemari bawah tangga Privet Drive no. 4, bersama paman dan bibinya. Bahwa ada banyak sekali surat yang datang untuk dirinya, dengan alamat yang sangat detail, ditujukan untuk Harry Potter.
Menginjak SMP, dimulailah perkenalan saya dengan seri Harry Potter. Ini bukan pertama kalinya saya menyebut Perpustakaan Daerah di blog ini. Tapi, saya memang harus benar-benar berterima kasih pada perpustakaan ini, yang telah mengenalkan saya pada banyak buku yang sebelumnya hanya saya dengar judulnya. Termasuk Harry Potter, tentu saja. Beruntung teman-teman saya banyak juga yang mengikuti kisah Harry Potter. Kami bisa berbincang seru sekali sambil menantikan kapan judul berikutnya akan terbit. Begitu pula di masa SMA, juga kuliah. Saya masih terus mengikuti cerita Harry Potter. Terus membacanya hingga seri terakhir. Menyenangkan tumbuh bersama kisah yang sangat dicintai ini.
Dan, selama setengah tahun ini, saya kembali membuka lembar-lembar kisah ini lewat event Hotter Potter. Saya begitu bersemangat mengikuti event ini. Saya ingin menggali lagi detail-detail cerita yang dibuat sangat rapi oleh J.K. Rowling. Meski belum memiliki satu pun bukunya, saya tak ragu mendaftar untuk mengikuti event ini.
Mencari pinjaman Harry Potter ternyata tak semudah yang saya bayangkan. Saya kira, di setiap rental buku pasti akan ada seri ini, mengingat bagaimana Harry Potter sangat fenomenal. Namun ternyata banyak juga yang tidak menyediakannya. Saya harus pergi ke beberapa rental buku untuk mendapatkan pinjaman. Begitulah yang saya lakukan ketika membaca seri 1 hingga 5. Seri 6 saya pinjam dari Mbak Astrid, thanks Mbak! Dan selama mengikuti event ini, saya mulai mengumpulkan buku ini untuk dikoleksi. Akhirnya, seri terakhir bisa saya baca dari koleksi sendiri :))
Ah, baru-baru ini saya juga menonton film Harry Potter dari seri 1-6 secara maraton. Memang ceritanya lebih detail di dalam buku. Tapi menyenangkan juga melihat pemeran-pemeran film ini tumbuh. Lagi-lagi, nostalgia berkat event ini :)
Saya tidak akan mengatakan bahwa saya adalah peserta yang rajin dalam event ini. Review saya hampir selalu dituliskan di saat terakhir (bahkan ada yang terlambat). Saya juga tidak menulis postingan meme yang sebenarnya bagian dari event ini. Meski begitu, saya sudah bertekad akan mengikuti event ini hingga akhir. Oleh karenanya, inilah ketujuh review saya:
- Harry Potter and The Sorcerer's Stone
- Harry Potter and The Chamber of Secrets
- Harry Potter and The Prisoner of Azkaban
- Harry Potter and The Goblet of Fire
- Harry Potter and The Order of The Phoenix
- Harry Potter and The Half-Blood Prince
- Harry Potter and The Deathly Hallows
Terima kasih untuk Mbak Melisa yang sudah membuat event menyenangkan ini. :D
Saya sendiri termasuk yang telat baca seri Harry Potter. Dulu waktu masih booming, saya masik SMU/kuliah, jadi nggak bisa nyentuh novel sama sekali.
ReplyDeleteTapi saya senang akhirnya bisa selesai juga baca ketujuh buku Harry Potter, walaupun sebelumnya ragu-ragu karena takut ceritanya terlalu juvenile. Rupanya nggak hehehe
Gapapa Mbak, yang penting sekarang udah tamat baca. Hehe... Seneng juga bisa re-read Harry Potter di event ini :D
DeleteSama-sama Lu, glad that you had fun. Makasih partisipasinya selama ini yaa :)
ReplyDeleteseneng bisa ikut Hotter Potter, Mbak Mel :D
Delete