Sejak kapan kamu suka membaca? Saya sendiri nggak terlalu ingat jawaban pastinya. Seingat saya, waktu TK saya sudah suka membaca. Jadi, mungkin jawabannya sejak saya bisa baca kali ya… Waktu TK, kadang ada jam khusus membaca buku di kelas. Jadi, buku koleksi sekolah dibawa ke kelas. Anak-anak boleh membaca yang mana saja. Mau dibaca sendiri, boleh. Dibaca bareng-bareng sambil latihan, silakan. Saya nggak ingat cerita apa saja yang saya baca waktu itu, yang pasti saya sangat menikmati kalau sedang ada kelas membaca.
Kenapa tiba-tiba saya bercerita tentang bacaan masa kecil? Jadi, Mbak Maria dan Mbak Bzee sedang mengadakan event Back to Children’s Classic Literature. Yang berminat ikut event itu, salah satu syaratnya menulis postingan tentang bacaan masa kecil yang masih diingat sampai sekarang. Karena temanya adalah bacaan klasik, jadi buku yang diceritakan juga buku klasik.
Sayangnya, saya nggak terlalu banyak baca buku klasik waktu kecil. Pas SD, bacaan saya lebih banyak majalah Bobo. Kalau cerita-cerita klasik semacam Pinokio, Alice in Wonderland, The Wizard, of Oz, saya tahu film-nya lebih dulu baru akhirnya tertarik untuk mencari bukunya. Untungnya, SMP saya dekat dengan perpustakaan daerah. Waktu itu, saya belum punya koleksi buku. Jadi, menemukan perpustakaan dengan banyak buku-buku menarik jelas membuat saya kegirangan.
Di perpustakaan itulah, saya berkenalan dengan Enid Blyton. Yap, buku-buku dari penulis ini yang akan saya ceritakan sekarang. Enid Blyton menulis banyak sekali buku cerita untuk anak-anak, mulai dari Malory Towers, St. Clare, Si Badung, Noddy, Lima Sekawan, Sapta Siaga, dan banyaak lagi. Saya belum berkenalan dengan semua karya beliau. Namun, dari buku-buku Enid Blyton yang sudah saya baca, saya nggak ragu-ragu untuk bilang beliau adalah salah satu penulis favorit saya.
Malory Towers, St. Clare, Si Badung, buku seri ini sudah saya lahap sewaktu SMP. Seruuu sekali. Apalagi ceritanya banyak berbeda dengan kehidupan sehari-hari saya. Sekolah asrama, pelajaran berenang, PESTA TENGAH MALAM!! Seru banget kalau lagi baca pas bagian pesta tengah malam. Ikut excited waktu mereka lagi bikin rencana, sampai deg-degan karena penasaran bakal ketahuan apa nggak. Ketiga seri ini jadi favorit saya. Malory Towers dan St. Clare bercerita tentang sekolah asrama untuk perempuan. Sedangkan Si Badung merupakan sekolah asrama campuran laki-laki dan perempuan. Karena perbedaan itu, Si Badung jadi seri favorit tapi ada kesenangan yang lain. Duh, gimana ya ngomongnya? Rasanya beda aja ngomongin SI Badung, dibandingkan dengan Malory Towers dan St. Clare.
Bicara soal Enid Blyton, jangan lupa juga ngomongin Lima Sekawan (Famous Five). Saya sudah baca beberapa judulnya, dan suka. Tapi entah kenapa, kesukaan saya dengan seri ini nggak segandrung dengan seri yang sudah saya ceritakan tadi. Mungkin saya memang nggak terlalu memfavoritkan cerita-cerita detektif. Tapi tentu saja, saya tetap berterima kasih pada Enid Blyton karena seri Lima Sekawan-nya membuat masa kecil saya makin meriah.
Katanya buku favorit, punya koleksinya? Saya baru mulai koleksi buku-buku Enid Blyton waktu kuliah, ketika banyak buku-buku beliau yang diterbitkan ulang oleh Gramedia. Sebenarnya, saya jauuuh lebih suka kaver lamanya. Tapi, waktu itu saya belum tahu di mana bisa dapet buku-buku dengan kaver lama (yap, saya belum kenalan sama lapak-lapak online shop). Kalau lagi jalan-jalan di Shopping Center Jogja, saya juga jarang ngubek-ngubek untuk nemu buku kaver lama. Akhirnya, seri Malory Towers dan Si Badung saya dapatkan dengan kaver barunya. Yang lain? Nunggu dulu ya, hehe… Trus karena sekarang sering nemu Malory Towers dan Si Badung dengan kaver lama, saya jadi galau mau koleksi juga apa nggak. Antara pengen dan ragu-ragu nanti koleksinya dobel, padahal isinya sama. Ah, buku favorit. Memang suka bikin galau antara dompet dan keinginan :))
Karena bukunya ada di Jogja, saya ambil foto lama ya.. Itu koleksi Blyton saya di sebelah kanan. Iya, memang baru sedikit. Mudah-mudahan bisa segera lengkap :)
sama, saya juga suka baca sejak bisa baca hehehe umur lima tahun krn ketularan mbah yg hobi baca
ReplyDeleteseneng ya punya hobi yang bertahan sampai sekarang... :))
Deletebacaan masa kecil kita hampir sama mbak :D
ReplyDeletemulai karya Enid Blyton, Alfred Hitchcock, sampai majalah Bobo dan Donal Bebek :D
malahan klo dipikir-pikir, buku-buku dan majalah jaman dulu lebih bagus daripada edisi sekarang.
Koleksinya beberapa dobel, karena yang lama sdh kucel + lepas2 (apalagi yang kebaca sama saudara-saudaraku yg cowok, amburadul deh (>.<)
Iya Mbak, kangen bacaan-bacaan dulu. Lagi pengen ngumpulin lagi. Hihi, yang amburadul gitu justru banyak kenangannya :))
Delete