Thursday, August 15, 2013

Haru Syndrome's Waiting Room: Sweet Melody



Penggemar romance, pasti sudah nggak asing kan dengan Penerbit Haru? Penerbit yang satu ini sering menerbitkan novel yang berlatar belakang Asia, terutama Korea dan Jepang. Kurang lebih tiga bulan kemarin saya menjadi salah satu anggota Blogger Buku Indonesia yang me-review buku-buku terbitan Haru. Saya cukup enjoy baca-baca buku terbitan Haru. Beberapa waktu lalu, saya ditawari untuk ikut program baru dari Haru yang disebut Haru Syndrome’s Waiting Room. Intinya, di Haru Syndrome’s Waiting Room ini pembaca akan ngobrol sama Haru tentang salah satu bukunya. Pembaca juga boleh lho mengajukan pertanyaan buat Haru. Semacam wawancara singkat pembaca dan penerbit :D 


Kali ini, novel yang saya obrolkan bersama Haru adalah Sweet Melody. Sudah baca? Belum baca? Buat gambaran saja, review Sweet Melody saya bisa dibaca di sini. Oke, tidak usah berlama-lama. Wawancara saya dengan Haru sudah selesai. Berikut hasilnya, silakan dibaca…

Pertanyaan Haru untuk Lulu

Ceritain dong, kenapa kamu menganggap ide cerita Sweet Melody ini unik?

Sebenarnya, ide Sweet Melody sendiri cukup sederhana. Masalah awalnya karena Hwan ingin membuktikan ke teman-temannya bahwa dia adalah seorang perempuan. Dari situ Hwan justru jadi berteman dengan tokoh-tokoh lainnya dan tergabung dalam Sweet Melody. Ide yang sederhana itu jadi unik karena Sweet Melody tidak melulu berisi tentang percintaan, tapi juga keinginan bermusik para tokohnya.

Bahkan, keinginan mereka untuk bermusik diceritakan dengan sangat kuat dan menjadi salah satu ide utama dalam novel ini. Keunikan Sweet Melody juga terlihat dari tokoh-tokohnya. Hwan sebagai tokoh utama  terlihat ceria dan spontan. Ju Ho dan Chang Ryong terkesan lebih misterius karena masalah keluarga yang mereka hadapi. Selain itu, ada juga si kembar Jin Woo dan Jin Seong yang jail tapi baik hati. Semua tokoh yang ada semakin meramaikan cerita Sweet Melody.

Menurut kamu sendiri, bagaimana sih pembagian novel remaja, dewasa muda dan dewasa?

Kalau dibagi sesuai usia, novel remaja kebanyakan bicara tentang permasalahan anak sekolah. Tema-temanya ringan dan ceria seperti percintaan para remaja atau persahabatan. Namun, kadang-kadang novel remaja juga menyisipkan tema lain seperti keluarga. Novel-novel remaja ini cocok dijadikan hiburan atau bacaan ringan di waktu luang. Novel dewasa muda, menurut saya tokohnya kebanyakan usia sekolah akhir atau kuliah. Tema yang diangkat tidak jauh berbeda dengan remaja, tapi diulas secara lebih mendalam. Misalnya, dengan masalah masa depan atau masa lalu tokoh. Novel dewasa diramaikan dengan tokoh-tokoh yang sudah bekerja, atau bahkan sudah menikah. Masalah yang diangkat lebih rumit lagi. Bisa masalah ekonomi, karir, rumah tangga, dan banyak tema lainnya. Nah, kalau di sebuah novel ada adegan yang hanya boleh dibaca usia 17+, sudah pasti itu novel dewasa.

Kasih tahu dong, adegan yang kamu suka dari novel ini?

Salah satu adegan favorit saya ketika Hwan mengetahui mengapa ibunya terkesan lebih mementingkan adiknya. Saya tidak akan kasih tahu di sini, nanti jadi spoiler. Hehe... Adegan lain yang membuat terharu adalah waktu Hwan mencoba menelepon ke rumah. Dia sudah kabur cukup lama dan penasaran apakah orang tuanya merindukannya. Hwan berpikir orang tuanya pasti tidak peduli, tapi ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Bagian ini mengingatkan saya tentang pentingnya keluarga :)

Sebenarnya, teman cewek yang menyamar jadi cowok kan banyak sekali terutama di drama dan komik. Menurut kamu, apa yang membedakan novel ini dengan hal lain yang sejenis?

Yang menarik karena pada awalnya Hwan tidak berniat menyamar sebagai laki-laki. Ide penyamaran ini karena kesalahpahaman anggota Sweet Melody yang lain. Kesalahpahaman ini justru jadi ide utama dalam Sweet Melody. Novel ini jadi lebih menarik karena nuansa musik yang kental, juga permasalahan keluarga yang dialami tokoh-tokohnya. Ada tokoh yang dari luar terlihat sempurna, tapi ternyata memiliki masalah juga. Jadi, Sweet Melody tidak hanya menghibur tapi juga banyak mengingatkan pembaca tentang keluarga.

Seperti yang kamu tulis di review kamu, buku ini banyak mengisahkan tentang 'passion' yang sudah diketahui sejak remaja, nah... cerita sedikit dong, selain jadi pembaca yang suka mereview apakah ada minat lain di bidang buku? Misalnya menjadi penulis atau editor?

Kalau tokoh-tokoh dalam Sweet Melody memiliki passion dalam musik, passion saya tidak jauh-jauh dari buku. Saya suka menulis, baik jurnalistik maupun fiksi. Untuk bidang jurnalistik, saya mengikuti organisasi pers mahasiswa sewaktu kuliah. Untuk fiksi, saya belajar otodidak saja. Latihan menulis di waktu luang dan coba ikut lomba-lomba penulisan. Untungnya, passion saya juga jadi pekerjaan saya sehari-sehari. Saat ini, saya bekerja sebagai copy editor di sebuah penerbitan.


Pertanyaan Lulu untuk Haru

Haru banyak menerbitkan novel terjemahan dari Korea dan Jepang. Bagaimana cara Haru mengetahui tren buku yang sedang berkembang di negara tersebut?

Haru sering mengirimkan tim ke negara-negara yang bersangkutan untuk mencari informasi tren lokal,terutama dari bookfair.

Kalau melihat dari dunia hiburan, Korea dan Jepang memang masih banyak disukai di Indonesia. Menurut Haru, bagaimana hubungan tren dunia hiburan itu dengan tren buku berbau Korea dan Jepang di Indonesia?

Tidak bisa dipungkiri, sesuatu yang sedang tren pasti lebih cepat menarik minat, ya!
Menurut Haru, novel juga termasuk dalam dunia hiburan, karena untuk apa lagi orang membaca novel selain untuk menghibur diri? Hehehe...
Untuk tren buku berbau Korea dan Jepang, Haru rasa sekarang orang lebih memilih isi cerita daripada mengikuti tren dunia hiburan seperti film dan musik. Jadi, novel dengan isi berbobot yang pada akhirnya bertahan di toko buku. Sekalipun tren saat itu juga bisa ikut mendukung perkembangan sebuah novel.


Untuk genre nonfiksi, apakah Haru memfokuskan untuk menerbitkan
buku berkonten Asia juga? Misalnya untuk buku traveling?

Untuk sementara ini Haru masih memfokuskan diri ke fiksi, tapi ada beberapa buku non-fiksi yang sudah kami terbitkan yaitu SeoulVivor, (Not) Alone in Otherland dan We Cannot Stop Here. Dan ‘ya’, kami memang masih memfokuskan ke buku berkonten Asia.

Saya lihat Haru punya banyak cara agar bisa lebih dekat dengan pembaca,misalnya dengan memberi hadiah placebo dan Haru Syndrome's Waiting Room sepertiini. Untuk interaksi langsung (tatap muka) sendiri, biasanya Haru mengadakan event apa saja?

Selama ini Haru memang masih jarang mengadakan event offline. Tapi kami pernah mengadakan talkshow beberapa kali.


Pertanyaan terakhir, kapan lanjutan Sweet Melody akan terbit? :D

Awalnya direncanakan pertengahan Agustus, tapi karena satu dan lain hal, Sweet Melody 2 akan terbit awal September. Ditunggu, ya!

Sekian Haru Syndrome’sWaiting Room kali ini. Sampai jumpa di ruang tunggu yang lain! Jika ada yang ingin request buku yang ingin dibahas, komen saja di sini!



No comments:

Post a Comment