Wednesday, August 21, 2013
[Review] Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya
Judul: Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya
Penulis: Dewi Kharisma Michellia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Juni 2013
Tebal: 240 halaman
Saya tidak punya bayangan apapun tentang isi buku ini ketika membaca judulnya. Namun, justru judul yang unik ini membuat saya tertarik membuka lembar demi lembar surat yang dituliskan. Tema besarnya sederhana, tentang tokoh Aku yang jatuh cinta pada teman masa kecilnya. Mari kita panggil Aku dengan Nona Alien dan teman kecil itu sebagai Tuan Alien.
Nona Alien dan Tuan Alien telah terbiasa bersama sejak kecil. Menikmati hari berdua. Merasa berbeda. Mereka merasa telah mengerti satu sama lain tanpa harus banyak berkata.
Pernah selama bertahun-tahun, kita tak terlepaskan. Kau bilang kau selalu dapat mendengar apa yang tak kuucapkan, dan kau seperti dapat mengetahui segalanya tanpa aku banyak bicara. Kau bilang kita dapat mengirimkan sinyal-sinyal yang hanya kita saja yang tahu. Kau bilang kita barangkali adalah pasangan alien (hlm. 11).
Kebersamaan itu mulai terasa berjarak ketika keduanya berkuliah. Nona Alien berkutat dengan dua kuliahnya, sambil berharap hubungannya dengan Tuan Alien akan baik-baik saja. Namun, lambat laun Tuan Alien mulai berubah. Tuan Alien mulai sibuk seperti orang kebanyakan, membuat julukan ‘alien’ terasa asing baginya. Sibuk mengerjakan ini. Sibuk rapat dengan si itu. Sibuk meninggalkan Nona Alien yang terus menanti.
Nona Alien terus bertahan, dan berharap kebersamaan dengan Tuan Alien dapat kembali seperti dulu. Ia menolak semua laki-laki –juga wanita– yang mengajaknya berkencan. Tuan Alien pernah mengajaknya menikah, maka Nona Alien pun menunggunya. Ia cukup yakin Tuan Alien akan kembali padanya suatu saat, meninggalkan kesibukan yang membuatnya semakin asing. Ia yakin mereka akhirnya bisa bersama, membangun dunia mereka berdua.
Namun, bukan kabar baik yang akhirnya datang pada Nona Alien. Dia menerima undangan pernikahan Tuan Alien dengan wanita lain, lengkap dengan kebaya yang harus ia pakai. Nona Alien merasa goyah, patah hati. Sekadar ingin mengingat kebersamaan mereka, juga bercerita ke mana saja ia selama ini, mulailah Nona Alien menulis 37 surat untuk Tuan Alien.
Temanya sederhana dan bukan pertama kalinya diangkat menjadi sebuah cerita. Namun, Michellia bisa menulisnya dengan cara yang berbeda. Sejak halaman awal, saya menyukai pilihan diksi Michellia yang indah. Gaya berceritanya datar saja, membuat saya tak tergesa-gesa menuntaskannya. Mungkin buku ini memang ditulis untuk dinikmati pelan-pelan.
Saya bisa merasakan bagaimana Nona Alien yang mandiri, sebenarnya rapuh di dalam karena mengharapkan Tuan Alien kembali padanya. Karakter-karakternya diceritakan dengan cukup baik, ada Tuan Alien, Tuan Pemilik Toko, Nyonya Pemred, juga karakter tanpa nama lainnya. Pemilihan karakter yang tidak diberi nama juga menambah keunikan buku ini.
Saya cukup suka dengan buku ini, tapi ada sedikit yang mengganggu. Ketika membaca beberapa surat pertama, saya penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, semakin ke tengah, rasa penasaran itu justru semakin berkurang. Buku ini tetap menarik, tapi ada hal yang tidak saya temukan di buku ini. Karakter Nona Alien justru lebih banyak bercerita tentang kehidupan pribadinya. Sedangkan porsi yang menggambarkan kedekatan dia dengan Tuan Alien menurut saya sedikit kurang. Mungkin itu yang membuat saya memiliki kesan yang berbeda tentang buku ini. Di awal, saya merasa gaya bercerita yang datar itu justru menjadi kekuatan penulis. Mendekati akhir, saya justru datar-datar saja sewaktu membaca buku ini. Apalagi endingnya agak klise, menurut saya.
Lepas dari semua itu, saya tetap mengapresiasi penulis yang berhasil memenuhi novel ini dengan diksi yang indah. Juga karena penulis berhasil mengolah ide yang umum dengan tampilan berbeda. Jadi berapa bintang? 3/5 bintang dari saya untuk surat ini. :))
Posting untuk:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
iya, berharapnya Tuan Alien diceritakan lebih banyak, bukannya malah seperti sampingan
ReplyDeleteIya Mbak, tapi secara umum aku suka gaya tulisannya kok :)
Deletewahhh penasaran sama surat-suratnya, siapa tahu bisa belajar menulis dengan diksi yang indah itu. Berarti ini lebih bercerita ke personalnya nona Alien, kisah cintanya hanya sekilas2 atau kurang lebih tempelan. Jangan2 ini true story si penulis hihihi
ReplyDeletehmmmmmm udah ad d to-read list sih tapi blom ad kesempatan buat baca nya hehehehehe jadi isi nya ini tentang surat2 gitu toh, hmmmmmm mayan menarik blom pernah baca yang kayak gini sih , smoga dpt ksempata buat baca ini deh hohohohooh
ReplyDelete