Saturday, April 13, 2013
[Review] The People Could Fly
Judul: The People Could Fly
Penulis: Virginia Hamilton
Ilustrasi: Leo dan Diane Dillo
Penerbit: Random House
Tebal: 32 halaman
Bahasa: Inggris
Terbit: November 2009
Kisah “The People Could Fly” mengambil latar belakang di daratan Afrika. Diceritakan bahwa dahulu beberapa orang dapat terbang, mereka mempunyai sayap yang hitam dan berkilau. Namun, perbudakan akhirnya mengubah hidup orang-orang ini. Sayap-sayap mereka terlepas, hingga kemampuan untuk terbang tak pernah lagi dibicarakan. Mereka pun membentuk kelompok bersama orang-orang yang memang tak mempunyai kemampuan terbang sejak awal. Semua bekerja di bawah tekanan karena adanya perbudakan.
Salah satu orang yang dahulu bisa terbang bernama Toby. Ada pula wanita bernama Sarah yang selalu menggendong bayinya ketika bekerja. Karena lapar, bayi Sarah menangis. Sarah tak bisa melakukan apa-apa karena tak punya makanan. Pengawas melihat hal ini dan memarahi Sarah, menyuruh bayinya diam. Toby berusaha menolong Sarah. Ia membisikkan kata-kata ajaib, dan tiba-tiba kemampuan Sarah kembali. Ia bisa terbang dan membawa anaknya menjauh dari pengawas.
Toby melakukan hal yang sama pada banyak orang. Ia membisikkan kata-kata yang membuat orang-orang tersebut mengingat kemampuan terbang mereka. Satu persatu mereka terbang memenuhi angkasa meninggalkan pengawas. Namun, tak semua dari orang-orang itu memiliki kemampuan terbang. Bagaimana dengan mereka yang tak bisa terbang? Dapatkah mereka lolos dari perbudakan? Simak cerita selengkapnya dalam buku ini.
“The People Could Fly” merupakan kisah yang penuh dengan pesan sosial, bahwa setiap orang berhak mendapatkan kebebasan. Banyak pesan yang tersirat dalam buku ini, membutuhkan pemahaman lebih agar pembaca dapat mengerti apa yang ingin disampaikan oleh Virginia Hamilton. Sepanjang cerita pembaca akan disuguhi ilustrasi yang menarik sekaligus menyentuh. Buku ini telah mendapat beberapa penghargaan seperti Coretta Scott King Illustrator Honor Book dan ALA Notable Children’s Book. Virginia Hamilton sendiri sebelumnya telah memenangkan banyak penghargaan, antara lain Newberry Honor, Hans Christian Andersen Medal, dan Laura Ingalls Wilder Medal. Ilustrator buku ini juga pernah memenangkan Caldecott Medal.
Meski dilabeli sebagai buku anak-anak, kisah ini bisa dibaca orang dewasa karena banyak membawa pesan sosial. Untuk anak-anak, saya merekomendasikan buku ini dibaca anak di atas 11 tahun dan lebih baik didampingi orang tua. Kenapa? Walaupun bukunya tipis, sebenarnya tema yang diangkat 'berat'. Terakhir, 4/5 bintang untuk buku ini!
Posting untuk:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Awalnya aku serius mikir.. "Wah, beneran mereka bisa terbang?" ini mitos atau dongeng atau fantasy? haha. Tapi memang definisi 'terbang' yg lain ya ternyata :P
ReplyDeletebisa termasuk fantasy sih Ky... Iya, ceritanya emang bisa terbang tapi pesan utamanya justru bagian perbudakan itu... Setuju kata kamu, 'terbang' dalam arti lain.
ReplyDeletemmm...menarik juga, ini picture book ya tapi tdk berkesan terlalu kekanak-kanakan *masukin wishlist*
ReplyDeleteiya Mbak, ini temanya cocok juga buat dewasa. Selamat berburu wishlist :D Atau jalan2 ke Jogja aja Mbak, nanti aku temenin ke taman bacaan tempat pinjem buku ini, haha...
ReplyDelete