Monday, April 8, 2013

[Review] Anak dalam cermin dan Cerita-Cerita Lain

Judul: Anak dalam Cermin dan Cerita-Cerita Lain
Judul asli: Dame Topple's Buns and Other Stories
Penulis: Enid Blyton
Alih bahasa: Indri K. Hidayat
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 189 hlm
Cetakan: Kesembilan, Juli 2002

Akhirnya.... menulis review buku salah satu penulis favorit saya! :D

Anak Dalam Cermin ini terdiri dari delapan kisah singkat. Yuk, kita bahas beberapa kisah yang ada di sini.



Kue Kismis Bu Topple
Pop adalah peri yang sangat rakus. Ia tinggal di Desa Cherry. Kelihatannya, Pop ini tak pernah merasa kenyang. Makanan apapun yang ada di depannya pasti diambil, bahkan ia sering merebut makanan dari orang lain. Penduduk Desa Cherry kesal sekali dengan Pop. Mereka kemudian minta tolong pada Bu Topple, wanita bijaksana di desa tersebut. Aha, ternyata Bu Topple punya ide brilian. Ia akan membuatkan kue kismis untuk Pop. Namun, ini bukan kue biasa. Jika seseorang makan tiga buah kue, semuanya akan baik-baik saja. Tapi, jika orang itu makan empat kue, tubuhnya akan bengkak. Makan lima, pakaiannya mulai sobek. Makan enam, ia akan melayang seperti balon. Makan tujuh, entah apa lagi hal buruk yang akan terjadi. Kira-kira Pop makan berapa buah kue ya? Apa yang akan terjadi dengan tubuhnya?

Dolly Pembuang Waktu
Dolly tidak pernah langsung mengerjakan sesuatu jika disuruh. Ia pasti menunda-nunda. Pura-pura tidak dengar, atau malah sibuk melakukan hal yang lain. Ibunya sampai kesal, kebiasaan Dolly ini akan merugikan dirinya sendiri. Ibu Dolly pun membuat perjanjian, Dolly harus segera datang kalau dipanggil atau diminta mengerjakan sesuatu. Ibunya tak akan mengulangi permintaan itu. Dolly setuju, tapi tetap saja ia suka membuang-buang waktu. Sampai ia kehilangan kesempatan untuk makan es krim dan bertemu Bibi Mary. Lalu, pada akhirnya Dolly sadar tidak ya kalau membuang-buang waktu itu tidak baik?

Kesalahan Teddy
Minggu depan Teddy berulang tahun. Sebenarnya, teman-teman sekelas tidak begitu peduli karena Teddy anak yang sombong. Namun, setelah dipikir-pikir lagi mereka ingin memberikan sesuatu pada Teddy. Maka, mereka mengumpulkan uang untuk membeli barang kesukaan Teddy. Tentunya semua merahasiakan kejutan ini. Sayangnya Teddy curiga dan justru merusak hadiah yang akan diberikan pada dirinya. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Anak dalam Cermin
Ronnie sangat egois, ia tidak mau meminjamkan mainannya kepada orang lain. Ibunya tidak suka Ronnie berbuat seperti ini. Ibunya sampai berharap Ronnie bertemu anak lain yang mirip dengannya agar ia tahu sikapnya itu tidak baik. Sepertinya harapan itu terkabul. Ronnie meengalami kejadian aneh. Ia bisa masuk ke cermin dalam kamarnya, kemudian bertemu anak laki-laki yang sangat mirip dengan dirinya. Anak laki-laki itu tidak mau meminjamkan mainan apapun pada Ronnie. Ronnie sampai kesal sekali. Apa pengalaman ini bisa menyadarkan Ronnie akan sifatnya sendiri?

Masih ada empat cerita lagi dalam buku ini: Karena Malas, Anak yang Terbelakang, Gara-gara Jinky, dan Kalau Suka Berbohong. Enid Blyton memang penulis yang karyanya tidak pernah lekang dimakan waktu. Sejak dulu saya sangat menyukai karya-karya Blyton. Sekarang saat membaca karya-karya Blyton lagi, saya masih terkagum-kagum dengan imajinasinya.

Kisah dalam buku ini sederhana, tapi justru itulah kekuatannya. Dari tema yang sederhana, Blyton mampu mengembangkannya menjadi karya yang besar, dan mempunyai nilai-nilai positif bagi anak-anak. Buku ini cocok dibaca bagi siapa saja, terutama mereka yang menikmati karya Blyton ketika kecil. Kisah ini tentu menjadi pintu nostalgia yang manis. Bagi anak-anak, buku ini saya rekomendasikan untuk usia tujuh tahun ke atas. Kisahnya yang tidak terlalu panjang, ukuran bukunya yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana pasti membuat anak-anak suka membacanya!

Posting untuk:

 

1 comment:

  1. mmm...buku ini termasuk dalam seri Kumbang terbitan Gramedia ya, kapan hari sdh mau ambil boxsetnya, mudah-mudahan masih ada, jadi penasaran soalnya :D

    ReplyDelete