Monday, January 28, 2013

[Review] Harry Potter and The Sorcerer's Stone

Judul: Harry Potter dan Batu Bertuah
Judul asli: Harry Potter and The Philosopher's/Sorcerer's Stone
Penulis: J.K. Rowling
Alih bahasa: Listiana Srisanti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 382 hlm
Cetakan: Kedua, 2000

Pada awalnya, Harry Potter adalah seorang anak biasa yang tinggal bersama paman, bibi, juga sepupunya. Ia menjalani kehidupan 'normal' layaknya anak-anak lain. Normal kecuali pada bagian Harry harus tidur di lemari bawah tangga, juga normal dengan pengecualian ia harus pura-pura tidak ada ketika ada tamu yang sedang berkunjung ke rumah paman bibinya. Namun, rupanya kadar normal dalam hidupnya harus kembali berkurang ketika banyak kejadian aneh yang dialami Harry. Dari rentetan keanehan tersebut, pengalaman Harry berkomunikasi dengan ular boa menjadi puncaknya.

Menjelang ulang tahunnya yang kesebelas, untuk pertama kalinya Harry mendapat surat. Yap, surat dengan namanya sendiri tertulis di amplop. Padahal, selama ini bisa dibilang ia tak punya teman. Paman dan bibi Harry menyadari bahwa surat tersebut akan menguak sebuah rahasia besar. Surat-surat yang terus berdatangan pun disingkirkan dengan berbagai cara. Ternyata, sebuah rahasia memang harus terbongkar ketika Harry berulang tahun kesebelas. Di sebuah pondok di tengah laut, tepat tengah malam ia dikagetkan dengan kedatangan Hagrid yang mengantar surat untuknya, juga kue ulang tahun pertama dalam hidupnya.

Maka, tepat ketika Harry berusia 11 tahun, ia mengetahui sebuah tempat bernama Hogwarts. Ia mengetahui bahwa dirinya adalah seorang penyihir. Yang lebih mencengangkan, ia mengetahui bahwa dirinya adalah Anak yang Bertahan Hidup dalam pertempuran melawan Voldemort. Semenjak itu, kehidupannya berubah. Kini ia adalah seorang anak penyihir yang populer, sekolah di Hogwarts dengan kurikulum penuh dengan pelajaran sihir. Ia punya sahabat, Ron dan Hermione, juga burung hantu kesayangan bernama Hedwig. Harry memulai sebuah kehidupan yang tak pernah ia sangka sebelumnya. 
Dari seorang anak yang tak tahu apa-apa tentang sihir, Harry harus beradaptasi mengikuti pelajaran sihir di sekolahnya, seperti Transfigurasi, Ramuan, Sejarah Sihir, dll. Ia juga mendapat kesempatan menikmati serunya permainan Quidditch, sebuah olahraga yang populer di dunia sihir. Namun, kenyataan terbesar yang ia alami adalah bahwa Kau-Tahu-Siapa atau Voldemort, penyihir gelap yang berusaha membunuhnya dulu, tidak akan melepaskan Harry begitu saja.

Saya termasuk salah seorang di antara sekian banyak penggemar Harry Potter yang ikut hanyut dalam euforia novel fantasi ini. Saya ingat betul, pertama kali membaca novel ini ketika duduk di bangku SMP, ketika bertemu dengan perpustakaan daerah yang membuka akses bagi saya untuk membaca banyak judul novel. Saya juga termasuk salah satu penggemar yang menikmati euforia bersama teman-teman seusia. Selalu jadi kenangan yang menyenangkan ketika mengingat saat saya dan teman-teman beramai-ramai mendatangi perpustakaan daerah. Bertanya bersamaan kepada petugas apakan novel Harry Potter terbaru sudah datang. Jika jawabannya belum, kami akan sabar menunggu, dan selalu mengecek tentunya... Jika jawabannya sudah datang, wah langsung ramai itu perpustakaan. Kami langsung mengantre untuk pinjam, karena seingat saya perpustakaan hanya menyediakan satu eksemplar untuk setiap judulnya. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

Sepertinya hari-hari SMP saya memang dipenuhi memori tentang Harry Potter. Bisa dibilang puncak saya nge-fans dengan novel ini ya ketika SMP itu. Pengalaman lain yang tak bisa dilupakan adalah ketika saya dan dua orang teman berniat mengirim surat kepada Daniel Radcliffe, sang pemeran Harry Potter di film adaptasi novel tersebut. Kami bertiga hati-hati sekali menulis surat tersebut dalam bahasa Inggris, menyampaikan banyak pesan kekaguman dalam bahasa asing. Pulang sekolah kami bersama-sama pergi ke kantor pos, mengirim surat pertama kami ke luar negeri! Berhari-hari kami terus berharap surat tersebut akan dibalas (dengan tulisan tangan Daniel sendiri, haha...) Tak disangka, di suatu sore saya mendapat balasan dari surat tersebut, tak hanya sekali tapi dua kali! Satu surat berisi foto, satunya lagi berisi kartu "Selamat Tahun Baru". Kedua teman saya juga mendapat balasan surat mereka masing-masing. Haha, langsung surat balasan itu jadi topik pembicaraan yang hangat selama berhari-hari. Sekarang kalau inget kejadian itu cuma senyum sambil geleng-geleng. Tentu saja saya sekarang sadar kalau balasan surat tersebut berasal dari manajemen, bukan dari tangan sang pemeran Harry Potter sendiri. Tapi, tetap saja kejadian ini jadi pengalaman manis dan lucu sebagai pengingat bagaimana saya pernah mengagumi sebuah kisah fantasi. Saya yakin, pasti banyak yang punya pengalaman sama? :))

Perkenalan saya dengan buku pertama dari seri Harry Potter membuat saya selalu menanti-nantikan judul berikutnya. Saya bahkan telah menjadi penggemar novel ini sebelum membacanya (sebelum baca Harry Potter saya lebih dulu mengenalnya lewat liputan di majalah Bobo). membaca Harry Potter merupakan petualangan tersendiri, di mana saya dibuat terkagum-kagum dengan imajinasi sang pengarang. Oya, saking banyaknya tokoh baru yang muncul seiring terbitnya judul lain dalam seri ini, saya sampai punya buku tulis yang saya isi dengan nama tokoh-tokoh dalam seri Harry Potter ini. Tujuannya? Biar saya nggak lupa tokoh ini berperan sebagai apa, ia punya hubungan apa sama Harry, dan sebagainya. Haha, kalau mengingat-ingat bagian ini saya sendiri juga nggak percaya :p 

Bagi saya, membaca Harry Potter untuk kali pertama adalah perkenalan akan petualangan yang menakjubkan. Membaca untuk kali kedua (dan seterusnya) adalah nostalgia yang (masih) penuh dengan petualangan. 4/5 bintang saya berikan untuk kisah fantasi yang legendaris ini!

4 comments:

  1. luar biasa imajinasi JK Rowling memang. Bukunya selalu jadi best seller. Sayang, saya belum punya bukunya. salam kenal ya mbak?

    ReplyDelete
  2. yup, setuju Mas... karya JK Rowling memang selalu ditunggu, padahal awalnya sempat ditolak2 penerbit. Samaa, saya juga belum punya bukunya. Ini baca ulang juga masih pinjem. Hehe... Nabung duluu...
    Salam kenal juga, makasih sudah mampir :D

    ReplyDelete
  3. Halo Lulu. Kalo aku dulu pernah doodle tokoh2 Harry Potter di LKS pelajaran bahasa Indonesia, hahahaha! :D

    ReplyDelete
  4. Hi Mbak Melisa... haha, kelakuan fans emang aneh-aneh. Makasih Mbak udah mampir, makasih juga udah nge-host Hotter Potter :D

    ReplyDelete