Judul: Petualangan Pinokio
Judul asli: Pinocchio
Penulis: Carlo Collodi
Penerjemah: Ratna Setyaningsih
Penerbit: PORTICO Publishing
Tebal: 286 hlm
Cetakan: Pertama, Mei 2010
Boneka kayu yang bisa bicara dan berlari layaknya manusia? Mungkin beberapa kisah juga memilikinya. Namun, boneka kayu yang hidungnya bertambah panjang ketika ia berbohong? Kemungkinan besar semua orang akan menjawab dengan tepat. Ya, dia adalah Pinokio. Dibuat dengan penuh ketelitian oleh Geppetto dan disayanginya seperti anak laki-lakinya sendiri.
Sayang sekali Pinokio tak langsung menyadari perhatian ayahnya ini. Baru sehari ia dapat berjalan, ia mulai membuat kekacauan. Begitu juga pada hari-hari selanjutnya. Pinokio begitu nakal, melewatkan hari pertamanya ke sekolah hingga akhirnya harus terpisah dengan sang ayah. Berkali-kali Pinokio menyesali kenakalannya, tapi berkali-kali pula ia tergoda melakukan kenakalan yang lain.
Banyak sekali petualangan yang dialami Pinokio dalam buku setebal 286 halaman ini. Bertemu dengan Peri berambut biru yang kemudian ia panggil kakak. Berkali-kali terpisah dengan Geppettoo. Menginjakkan kali di Negeri Mainan (yang kemudian berpengaruh besar terhadap hidupnya). Namun, dari seluruh petualangan yang ia alami, bertemu dengan Hiu Maut adalah saat yang paling menegangkan. Bagian ini merupakan pembuktian bahwa dirinya telah menjadi anak yang baik, penurut, dan bertekad untuk menyelamatkan ayahnya. Bagaimana akhir petualangan Pinokio ini? Akan lebih menyenangkan jika Anda membacanya sendiri ;)
Petualangan Pinokio merupakan salah satu kisah klasik yang paling terkenal. Banyak sekali edisi yang dapat ditemukan selain terbitan dari PORTICO Publishing ini. Saya sendiri sangat menyukai terjemahan dan gaya bahasa dari edisi ini. Bahasanya sangat mengalir, juga ekspresif. Sebuah bacaan ringan yang tidak mustahil membuat kita bernostalgia pada kenakalan sendiri di masa kecil
Jika ditanya tentang kekurangan dari edisi ini, menurut saya adalah pengantar singkat yang mengawali setiap bab dalam kisah ini. Pengantar ini terkadang justru membocorkan akhir dari bab yang sedang kita baca. Saya sendiri pada akhirnya memilih untuk tidak membaca bagian pengantar setiap bab. Toh keseluruhan cerita tetap bisa kita pahami.
Sebagai bacaan anak-anak, menurut saya anak usia 10 tahun ke atas sudah bisa memahami jalan cerita dalam kisah ini. Namun, saya merekomendasikan pendampingan dari orang tua karena pada awalnya Pinokio sangat kental dengan tingkah nakalnya. Orang tua perlu hadir untuk memberikan pemahaman atas kelakuan Pinokio, juga arahan agar anak-anak bisa mendapatkan pesan moral dari kisah ini. Sebagai penutup, saya berikan 4/5 bintang untuk kisah klasik yang luar biasa ini.
Favourite Quotes:
"Celakalah anak-anak yang tidak mau patuh pada orang tuanya dan kabur dari rumah! Mereka tidak akan pernah bahagia di dunia ini dan kalau sudah besar mereka akan menyesalinya." (p. 23)
"Kau akan menjadi orang dewasa kalau kau tahu bagaimana bertingkah laku secara pantas sebagaimana orang dewasa..."
"Sungguh? Apa yang bisa kulakukan supaya patut menjadi orang dewasa?"
"Mudah sekali. Belajarlah menjadi anak baik" (p. 162)
"Ingat, setiap orang, baik miskin ataupun kaya, sebaiknya melakukan sesuatu di dunia ini, bekerja, menyibukkan diri. Tak ada orang yang bisa meraih kebahagiaan tanpa berusaha. Sengsaralah orang yang bermalas-malasan! Kemalasan adalah penyakit berbahaya dan harus segera diobati, ya, bahkan sedari kanak-kanak. Kalau tidak, ketika kita sudah tua, kemalasan tidak akan bisa disembuhkan." (p. 165)
Posting untuk:
Thursday, February 28, 2013
[Review] Harry Potter and The Chamber of Secrets
Judul: Harry Potter dan Kamar Rahasia
Judul asli: Harry Potter and The Chamber of Secrets
Penulis: J.K Rowling
Alih Bahasa: Listiana Srisanti
Tebal: 424 hlm
Cetakan: Kesembilan belas, Agustus 2007
Winner of Mythopoeic Fantasy Award Winners
Baru setahun mengetahui bahwa dirinya penyihir, Harry telah mengalami petualangan yang sangat menegangkan. Bertemu dengan Voldemort yang berambisi untuk menghabisi dirinya, bahkan sejak Harry masih bayi. Kini sang anak laki-laki dengan tanda petir di dahinya itu kembali dengan petualangan yang baru. Harry sangat menanti-nanti hari kembali ke Hogwarts, bertemu dengan Ron, Hermione, juga Hagrid. Apalagi Hedwig sudah bosan setengah mati karena tidak bisa jalan-jalan. Namun, sebelum kembali ke Hogwarts, Harry harus bersabar dahulu menghabiskan waktu bersama Paman Vernon, Bibi Petunia, juga Duddley.
Harry tak kaget lagi jika dirinya harus berpura-pura tidak ada jika Paman Vernon sedang mengadakan jamuan. Seperti malam itu, skenario telah berjalan rapi. Harry menyepi di kamarnya sementara keluarga Paman Vernon menikmati santap malam bersama tamu mereka. Keheningan di kamar Harry tiba-tiba pecah oleh kedatangan Dobby, sang peri rumah. "Harry Potter tidak boleh kembali ke Hogwarts," begitu katanya. Tentu saja itu adalah saran yang sangat tidak masuk akal bagi Harry. Sepanjang liburan ia habiskan hanya untuk menantikan hari-hari kembali ke Hogwarts. Melihat Harry menolak pendapatnya mentah-mentah, Dobby pun berulah. Ia keluar dari kamar, menuju ke ruang perjamuan. Kekacauan yang sangat ditakutkan oleh Paman Vernon pun tidak dapat terelakkan.
Saat yang paling diharapkan Harry akhirnya tiba juga, hari keberangkatan ke Hogwarts. Ia menumpang mobil Paman Vernon ke stasiun, dengan percaya diri Harry menuju ke peron 9 3/4. Ia bertemu kawan dekatnya Ron Weasley, bersama keluarga Weasley lainnya. Ginny, anggota Weasley terkecil rupanya menjadi siswa Hogwarts pula tahun ini.
Semua berjalan lancar sebelum kejadian aneh di peron 9 3/4. Semua keluarga Weasley sudah berhasil masuk peron. Namun, Harry dan Ron tidak bisa menembus dinding yang menjadi pintu peron tersebut. Ide spontan pun muncul dari Ron untuk mengendarai mobil terbang milik ayahnya. Sepertinya memang satu kekacauan memiliki kemungkinan besar memunculkan kekacauan lainnya. Begitu pula dengan Harry dan Ron. Perjalanan keren mereka menaiki mobil terbang harus berakhir dengan pukulan dari Dedalu Perkasa. Tak sampai di situ, mereka berdua mendapat detensi di hari pertama masuk sekolah.
Dalam seri kedua Harry Potter ini, kita akan berkenalan dengan Gilderoy Lockhart, guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang baru. Seorang pria yang sangat narsis, menjengkelkan bagi Harry dan guru-guru Hogwarts, tapi begitu dipuja para siswi. Banyak kejadian yang dialami Harry di Hogwarts. Dobby kembali lagi, memperingatkan ia tentang hal yang membahayakan dirinya. Yang lebih mengerikan, Hogwarts mendapat serangan. Beberapa penghuni Hogwarts dibuat membatu oleh sesuatu yang tak mereka ketahui. Harry dan Ron sangat terpukul ketika mengetahui Hermione menjadi salah satu siswa yang mendapat serangan. Serangan-serangan ini bermuara pada satu tempat: Kamar Rahasia.
Apa sebenarnya Kamar Rahasia? Dapatkah penghuni Hogwarts sembuh dari serangan tersebut? Lembar demi lembar seri kedua Harry Potter ini akan mengantar kita menemukan jawabannya.
Seperti biasa, JK Rowling berhasil membius para pembacanya dengan kata-kata dan kisah yang luar biasa. Menghadirkan setiap detail sebagai petunjuk dalam celah kisahnya. Dalam buku kedua ini, kita akan bertemu dengan lebih banyak karakter, juga lebih banyak petualangan. Salah satu bagian favorit saya adalah JK Rowling tak pernah melupakan betapa pentingnya memiliki banyak pengetahuan. Hal ini ia hadirkan lewat Hermione, yang mencintai buku-buku, memiliki keinginan belajar lebih dari siapapun. Tentu saja, pada akhirnya terbukti bahwa memiliki pengetahuan luas jelas tidak ada ruginya :)
Petualangan yang menegangkan, disertai kerjasama apik juga misteri yang menggelitik membuat buku ini cocok dibaca untuk anak usia 10 tahun ke atas. Saya sendiri memberikan 5/5 bintang untuk kisah kedua dari seri Harry Potter ini :D Sampai jumpa di petualangan selanjutnya.
Posting untuk:
Judul asli: Harry Potter and The Chamber of Secrets
Penulis: J.K Rowling
Alih Bahasa: Listiana Srisanti
Tebal: 424 hlm
Cetakan: Kesembilan belas, Agustus 2007
Winner of Mythopoeic Fantasy Award Winners
Baru setahun mengetahui bahwa dirinya penyihir, Harry telah mengalami petualangan yang sangat menegangkan. Bertemu dengan Voldemort yang berambisi untuk menghabisi dirinya, bahkan sejak Harry masih bayi. Kini sang anak laki-laki dengan tanda petir di dahinya itu kembali dengan petualangan yang baru. Harry sangat menanti-nanti hari kembali ke Hogwarts, bertemu dengan Ron, Hermione, juga Hagrid. Apalagi Hedwig sudah bosan setengah mati karena tidak bisa jalan-jalan. Namun, sebelum kembali ke Hogwarts, Harry harus bersabar dahulu menghabiskan waktu bersama Paman Vernon, Bibi Petunia, juga Duddley.
Harry tak kaget lagi jika dirinya harus berpura-pura tidak ada jika Paman Vernon sedang mengadakan jamuan. Seperti malam itu, skenario telah berjalan rapi. Harry menyepi di kamarnya sementara keluarga Paman Vernon menikmati santap malam bersama tamu mereka. Keheningan di kamar Harry tiba-tiba pecah oleh kedatangan Dobby, sang peri rumah. "Harry Potter tidak boleh kembali ke Hogwarts," begitu katanya. Tentu saja itu adalah saran yang sangat tidak masuk akal bagi Harry. Sepanjang liburan ia habiskan hanya untuk menantikan hari-hari kembali ke Hogwarts. Melihat Harry menolak pendapatnya mentah-mentah, Dobby pun berulah. Ia keluar dari kamar, menuju ke ruang perjamuan. Kekacauan yang sangat ditakutkan oleh Paman Vernon pun tidak dapat terelakkan.
Saat yang paling diharapkan Harry akhirnya tiba juga, hari keberangkatan ke Hogwarts. Ia menumpang mobil Paman Vernon ke stasiun, dengan percaya diri Harry menuju ke peron 9 3/4. Ia bertemu kawan dekatnya Ron Weasley, bersama keluarga Weasley lainnya. Ginny, anggota Weasley terkecil rupanya menjadi siswa Hogwarts pula tahun ini.
Semua berjalan lancar sebelum kejadian aneh di peron 9 3/4. Semua keluarga Weasley sudah berhasil masuk peron. Namun, Harry dan Ron tidak bisa menembus dinding yang menjadi pintu peron tersebut. Ide spontan pun muncul dari Ron untuk mengendarai mobil terbang milik ayahnya. Sepertinya memang satu kekacauan memiliki kemungkinan besar memunculkan kekacauan lainnya. Begitu pula dengan Harry dan Ron. Perjalanan keren mereka menaiki mobil terbang harus berakhir dengan pukulan dari Dedalu Perkasa. Tak sampai di situ, mereka berdua mendapat detensi di hari pertama masuk sekolah.
Dalam seri kedua Harry Potter ini, kita akan berkenalan dengan Gilderoy Lockhart, guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang baru. Seorang pria yang sangat narsis, menjengkelkan bagi Harry dan guru-guru Hogwarts, tapi begitu dipuja para siswi. Banyak kejadian yang dialami Harry di Hogwarts. Dobby kembali lagi, memperingatkan ia tentang hal yang membahayakan dirinya. Yang lebih mengerikan, Hogwarts mendapat serangan. Beberapa penghuni Hogwarts dibuat membatu oleh sesuatu yang tak mereka ketahui. Harry dan Ron sangat terpukul ketika mengetahui Hermione menjadi salah satu siswa yang mendapat serangan. Serangan-serangan ini bermuara pada satu tempat: Kamar Rahasia.
Apa sebenarnya Kamar Rahasia? Dapatkah penghuni Hogwarts sembuh dari serangan tersebut? Lembar demi lembar seri kedua Harry Potter ini akan mengantar kita menemukan jawabannya.
****
Ini adalah kali ketiga saya membaca Harry Potter dan Kamar Rahasia. Menyenangkan untuk mengingat-ingat bagaimana saya dulu membaca kisah ini untuk pertama kalinya. Dulu, bagi saya seri kedua Harry Potter ini adalah buku yang sangat tebal, yang saya tak tahu berapa baru bisa saya selesaikan. Namun, pada akhirnya saya tak dapat melepaskan buku ini sebelum menuntaskannya. Dan, menyenangkan sekali, mengetahui bahwa perasaan yang sama terjadi pada pengalaman ketiga ini. Seperti biasa, JK Rowling berhasil membius para pembacanya dengan kata-kata dan kisah yang luar biasa. Menghadirkan setiap detail sebagai petunjuk dalam celah kisahnya. Dalam buku kedua ini, kita akan bertemu dengan lebih banyak karakter, juga lebih banyak petualangan. Salah satu bagian favorit saya adalah JK Rowling tak pernah melupakan betapa pentingnya memiliki banyak pengetahuan. Hal ini ia hadirkan lewat Hermione, yang mencintai buku-buku, memiliki keinginan belajar lebih dari siapapun. Tentu saja, pada akhirnya terbukti bahwa memiliki pengetahuan luas jelas tidak ada ruginya :)
Petualangan yang menegangkan, disertai kerjasama apik juga misteri yang menggelitik membuat buku ini cocok dibaca untuk anak usia 10 tahun ke atas. Saya sendiri memberikan 5/5 bintang untuk kisah kedua dari seri Harry Potter ini :D Sampai jumpa di petualangan selanjutnya.
Posting untuk:
[Bercerita Buku] The Marvelous Land of Oz
Judul: The Marvelous Land of Oz
Penulis: L. Frank Baum
Alih bahasa: Justine Tedjasukmana
Penerbit: Atria
Tebal: 234 hlm
Cetakan: Pertama, Januari 2012
Note: disarankan membaca The Wizard of Oz
terlebih dahulu, karena buku ini semacam kelanjutan dari kisah tersebut :)
Dalam The Wizard of Oz, kita disuguhi
petualangan Dorothy bersama Boneka jerami, Tin Woodman, Lion, dan Toto. Kali
ini, perjalanan akan dilanjutkan oleh seorang anak laki-laki bernama Tip. Sejak
kecil, Tip tinggal bersama seorang penyihir bernama Mombi. Suatu hari, Mombi
pergi ke pasar untuk beberapa hati. Tip memiliki ide jahil untuk membuat
orang-orangan dari kayu dan labu untuk menakut-nakuti Mombi. Dengan kemampuan
seadanya, akhirnya Tip berhasil membuat orang-orangan tersebut. Ia pun
meletakkan orang-orangan itu di jalan yang akan dilewati Mombi. Namun, alangkah
kecewanya ketika Mombi sama sekali tidak takut pada orang-orangan buatan Tip. Di
luar dugaan, Mombi justru membuat orang-orangan itu menjadi hidup dengan serbuk
ajaib yang ia dapat dari seseorang.
Itulah awal pertemuan Tip dengan Jack, si
Manusia Labu. Takut dengan hukuman yang akan diberikan Mombi, Tip mengajak Jack
melarikan diri. Tak lupa Tip mengambil serbuk ajaib yang digunakan Mombi untuk
menghidupkan Jack. Di tengah perjalanan Tip bereksperimen dengan serbuk
ajaibnya untuk membuat kuda kayu menjadi hidup. Itulah teman baru mereka.
Bersama-sama mereka pergi ke Kota Zamrud yang kini dipimpin oleh Boneka Jerami.
Perjalanan mereka menemui Boneka Jerami tak sepenuhnya lancar. Tip terpisah
dengan teman-temannya hingga ia justru bertemu dengan Jenderal Jinjur berserta
para pasukan. Jenderal Jinjur ini seorang gadis muda cantik, lemah lembut, tapi
memiliki niat untuk merebut Kota Zamrud. Begitu pula dengan pasukan-pasukannya.
Tebak apa yang menjadi senjata andalan mereka? Jarum jahit!
Bagaimana kisah selanjutnya, berhasilkah Jenderal
Jinjur dan pasukannya merebut Kota Zamrud? Jawabannya tentu ada di buku ini.
Yang pasti, bagi yang sudah membaca The Wizard of OZ, kisah The Marvelous Land
of Oz akan membuat kita bernostalgia dengan tokoh-tokoh kesayangan dalam buku
sebelumnya. Meski tidak semua tokoh hadir lagi di sini. Menyenangkan melihat
bagaimana Boneka Jerami dan Tin Woodman bertemu kembali. Jangan lewatkan pula kejutan dari Tip di akhir cerita ;)
Baik The Wizard of Oz maupun The Marvelous
Land of OZ merupakan kisah favorit saya. Kisah klasik yang bisa dibaca
sepanjang waktu. Karakter-karakternya unik. Saya selalu kagum dengan cara Baum
menciptakan karakter yang kuat dalam karyanya. Setiap karakter memiliki
kecenderungan tersendiri, memiliki kelebihannya masing-masing. Tak hanya itu,
karakter yang diciptakan pun memiliki nilai yang dapat dicontoh oleh anak-anak,
seperti setia kawan, berpengetahuan luas, dan berhati tulus.
Selain dari segi karakter, saya juga selalu
dibuat takjub dengan alur cerita yang dibuat Baum. Petualangan yang seru, tapi
juga lucu, dan menyenangkan untuk diikuti. Petualangan yang tidak membuat kita
mengerutkan dahi untuk memahami. Sebaliknya, kita justru akan tertawa membaca
alur cerita yang dipilih oleh Baum.
Cerita yang menyenangkan, karakter dengan
sifat-sifat yang dapat dicontoh membuat buku ini sangat saya rekomendasikan
untuk dibaca anak-anak. Dengan alur cerita yang mudah diikuti, kisah ini cocok
untuk dibaca oleh anak usia 10 tahun ke atas, mengingat bukunya cukup tebal. Dari
saya sendiri, buku ini mendapat 5/5 bintang. Sempurna!
Review ini diikutkan dalam Fun Year With Children's Literature host by Bacaan Bzee dan Little Alice's Garden. Yang mau tahu lebih banyak klik gambar berikut :)
[Review] Kisah Desperaux
Judul: Kisah Desperaux
Judul asli: The Tale of Desperaux
Penulis: Kate DiCamillo
Alih bahasa: Diniarty Pandia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 275 hlm
Cetakan: Pertama, Januari 2005
Winner of Newberry Book 2004
Anak-anak, percayakah jika kukatakan di dunia ini ada seekor tikus yang jatuh cinta pada seorang putri raja? Ia juga sangat mengagumi musik dan cahaya. Percayakah kau jika kukatakan tikus itu lebih suka berdiam diri di atas lembaran buku untuk membaca dongeng-dongeng indah, daripada menggerigiti kertasnya seperti yang dilakukan tikus-tikus lain? Sulit dipercaya memang. Jika kau belum pernah bertemu tikus seperti itu maka kau harus berkenalan dengan Desperaux Tilling.
Sejak lahir, Desperaux sudah menjadi tikus yang sangat berbeda dengan tikus pada umumnya. Tahukah anak-anak, Desperaux lahir dengan mata terbuka, tak seperti tikus-tikus lain. Badannya sangat kecil, tapi telinganya begitu lebar. Begitu mencoloknya ia sehingga Desperaux menjadi terkenal bahkan sejak baru dilahirkan.
Ingatkah kau pada putri raja yang kuceritakan tadi? Putri Pea namanya. Desperaux jatuh cinta pada putri tersebut sejak pertama kali melihatnya. Ia bahkan mendengarkan musik bersama sang putri, juga raja. Saudara-saudara Desperaux tentu khawatir dengan sikap Desperaux ini. Berkali-kali Desperaux dilatih menjadi tikus kastil yang normal, tapi ia tetap tidak bisa melupakan Putri Pea, musik, dan dongeng. Maka, dengan terpaksa akhirnya Desperaux diturunkan ke ruangan bawah tanah oleh Dewan Tikus.
Anak-anak, apa yang ada di pikiranmu jika mendengar kata 'ruangan bawah tanah?' Gelap? Tentu saja! Bahkan tikus-tikus kastil lainnya pun ketakutan jika harus turun ke ruangan bawah tanah. Dalam labirin-labirin yang menyesatkan itu bersembunyi ratusan tikus got yang bisa memakanmu sewaktu-waktu. Bagaimana nasib Desperaux di sana? Kau akan menemukannya dalam lembar demi lembar buku ini.
Anak-anak, petualangan kita kali ini tak hanya ditemani oleh Desperaux. Kita juga akan berkenalan dengan Roscuro, seekor tikus got yang begitu mencintai cahaya. Namun, sebuah pengalaman buruk bersama sang raja, ratu, dan Putri Pea membuat kelembutan hatinya tertutup. Ia berniat membalas dendam kepada mereka bertiga. Untuk menjalankan misinya ini, ia mengajak Miggery Sow, seorang gadis pelayan yang sangat mendambakan menjadi putri raja. Kasihan Mig, begitu ia kerap disapa, ia tak punya niat jahat. Ia hanya ingin mewujudkan impiannya menjadi seorang putri. Jika kau sabar untuk membuka lembaran buku ini, kau akan mengetahui bagaimana hubungan antara Desperaux, Roscuro, juga Mig, dan bagaimana petualangan mereka akan berakhir.
Kate DiCamillo memilih menjadi juru cerita dalam kisahnya ini. Ia menuturkan kisah demi kisah seakan-akan kita adalah anak-anak yang mendengarkan ceritanya. Saya suka dengan gaya bahasanya. Namun, entah kenapa buku ini tak bisa langsung saya tuntaskan. Mungkin karena jalan cerita yang terkadang terasa sangat lambat.
Buku ini mendapatkan penghargaan Newberry Book 2004, sebuah penghargaan bagi cerita anak-anak terbaik di Amerika Serikat. Jika Anda penyuka buku anak-anak, Kisah Desperaux bisa jadi pilihan sebagai salah satu karya literatur anak kelas dunia. Kisah ini juga dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang memukau dari Timothy Basil Ering. Ilustrasi yang membuat kita terdiam sejenak untuk menikmatinya. Goresan pensil yang lembut dan terasa begitu hidup.
Konflik dalam buku ini cukup beragam, mulai dari bagaimana menjadi berbeda dengan lingkungan pada umumnya, kasih sayang orang tua kepada anak, juga perasaan cinta seperti yang dialami Desperaux. Banyaknya konflik membuat buku ini kurang cocok dibaca anak-anak usia awal. Namun, untuk usia 11 tahun ke atas sepertinya sudah bisa menikmati dan memahami kisah ini. Kisah Desperaux juga telah diangkat menjadi cerita film animasi dengan judul yang sama.
Ide yang unik dengan ilustrasi memukau menjadi dua hal yang sangat saya sukai dari buku ini. Jika ditanya tentang kekurangan, jawabannya adalah alur cerita yang sedikit lambat, seperti yang saya singgung di atas tadi. Akhirnya, bagi saya Kisah Desperaux patut mendapatkan 3/5 bintang!
Review ini diikutkan dalam Fun Year With Children's Literature host by Bacaan Bzee dan Little Alice's Garden. Yang mau tahu lebih banyak klik gambar berikut :)
Judul asli: The Tale of Desperaux
Penulis: Kate DiCamillo
Alih bahasa: Diniarty Pandia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 275 hlm
Cetakan: Pertama, Januari 2005
Winner of Newberry Book 2004
Anak-anak, percayakah jika kukatakan di dunia ini ada seekor tikus yang jatuh cinta pada seorang putri raja? Ia juga sangat mengagumi musik dan cahaya. Percayakah kau jika kukatakan tikus itu lebih suka berdiam diri di atas lembaran buku untuk membaca dongeng-dongeng indah, daripada menggerigiti kertasnya seperti yang dilakukan tikus-tikus lain? Sulit dipercaya memang. Jika kau belum pernah bertemu tikus seperti itu maka kau harus berkenalan dengan Desperaux Tilling.
Sejak lahir, Desperaux sudah menjadi tikus yang sangat berbeda dengan tikus pada umumnya. Tahukah anak-anak, Desperaux lahir dengan mata terbuka, tak seperti tikus-tikus lain. Badannya sangat kecil, tapi telinganya begitu lebar. Begitu mencoloknya ia sehingga Desperaux menjadi terkenal bahkan sejak baru dilahirkan.
Ingatkah kau pada putri raja yang kuceritakan tadi? Putri Pea namanya. Desperaux jatuh cinta pada putri tersebut sejak pertama kali melihatnya. Ia bahkan mendengarkan musik bersama sang putri, juga raja. Saudara-saudara Desperaux tentu khawatir dengan sikap Desperaux ini. Berkali-kali Desperaux dilatih menjadi tikus kastil yang normal, tapi ia tetap tidak bisa melupakan Putri Pea, musik, dan dongeng. Maka, dengan terpaksa akhirnya Desperaux diturunkan ke ruangan bawah tanah oleh Dewan Tikus.
Anak-anak, apa yang ada di pikiranmu jika mendengar kata 'ruangan bawah tanah?' Gelap? Tentu saja! Bahkan tikus-tikus kastil lainnya pun ketakutan jika harus turun ke ruangan bawah tanah. Dalam labirin-labirin yang menyesatkan itu bersembunyi ratusan tikus got yang bisa memakanmu sewaktu-waktu. Bagaimana nasib Desperaux di sana? Kau akan menemukannya dalam lembar demi lembar buku ini.
Anak-anak, petualangan kita kali ini tak hanya ditemani oleh Desperaux. Kita juga akan berkenalan dengan Roscuro, seekor tikus got yang begitu mencintai cahaya. Namun, sebuah pengalaman buruk bersama sang raja, ratu, dan Putri Pea membuat kelembutan hatinya tertutup. Ia berniat membalas dendam kepada mereka bertiga. Untuk menjalankan misinya ini, ia mengajak Miggery Sow, seorang gadis pelayan yang sangat mendambakan menjadi putri raja. Kasihan Mig, begitu ia kerap disapa, ia tak punya niat jahat. Ia hanya ingin mewujudkan impiannya menjadi seorang putri. Jika kau sabar untuk membuka lembaran buku ini, kau akan mengetahui bagaimana hubungan antara Desperaux, Roscuro, juga Mig, dan bagaimana petualangan mereka akan berakhir.
****
Bagi saya, The Tale of Desperaux merupakan kisah yang indah, juga memutarbalikkan kenyataan. Bagaimana seekor tikus yang biasanya menghindari sinar matahari justru sangat mencintai cahaya. Bagaimana seorang manusia dipermainkan tikus dan dibuat tak berdaya. Seperti biasa, sosok putri raja digambarkan sebagai seorang yang cantik dan berhati lembut. Namun, kisah putri raja kali ini tambah lengkap dengan hadirnya Mig, gadis pelayan dengan keadaan yang jauh berbeda dengan putri tersebut.Kate DiCamillo memilih menjadi juru cerita dalam kisahnya ini. Ia menuturkan kisah demi kisah seakan-akan kita adalah anak-anak yang mendengarkan ceritanya. Saya suka dengan gaya bahasanya. Namun, entah kenapa buku ini tak bisa langsung saya tuntaskan. Mungkin karena jalan cerita yang terkadang terasa sangat lambat.
Buku ini mendapatkan penghargaan Newberry Book 2004, sebuah penghargaan bagi cerita anak-anak terbaik di Amerika Serikat. Jika Anda penyuka buku anak-anak, Kisah Desperaux bisa jadi pilihan sebagai salah satu karya literatur anak kelas dunia. Kisah ini juga dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang memukau dari Timothy Basil Ering. Ilustrasi yang membuat kita terdiam sejenak untuk menikmatinya. Goresan pensil yang lembut dan terasa begitu hidup.
Konflik dalam buku ini cukup beragam, mulai dari bagaimana menjadi berbeda dengan lingkungan pada umumnya, kasih sayang orang tua kepada anak, juga perasaan cinta seperti yang dialami Desperaux. Banyaknya konflik membuat buku ini kurang cocok dibaca anak-anak usia awal. Namun, untuk usia 11 tahun ke atas sepertinya sudah bisa menikmati dan memahami kisah ini. Kisah Desperaux juga telah diangkat menjadi cerita film animasi dengan judul yang sama.
sumber |
Review ini diikutkan dalam Fun Year With Children's Literature host by Bacaan Bzee dan Little Alice's Garden. Yang mau tahu lebih banyak klik gambar berikut :)
Juga untuk New Authors Reading Challenge host by Ren's Little Corner:
[Review] Bukan Pasarmalam
Judul: Bukan Pasarmalam
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Penerbit: Lentera Dipantara
Tebal: 104 hlm
Cetakan ke: 9, Oktober 2010
Seorang anak laki-laki tertua yang sudah begitu lama merantau akhirnya tergerak untuk kembali pulang mendengar kabar bahwa sang ayah sedang sakit. Bersama istrinya, ia menyusuri jalan-jalan yang mengingatkan ia pada kehidupan masa kecilnya. Sesampainya di rumah, ia mendapati kondisi sang ayah sudah begitu buruk. Sudah berhari-hari sang ayah berada di rumah sakit, dan sangat sulit untuk membujuknya makan.
Berada di kampung halaman lagi setelah sekian lama memunculkan emosi yang beragam bagi tokoh utama. Ia bernostalgia dengan masa kecilnya, menikmati kerinduannya pada rumah, tapi juga dikejar-kejar perasaan cemas memikirkan sang ayah. Ditambah lagi, ia juga memikirkan pekerjaan di kota yang telah ditinggalkannya selama pulang ke rumah.
Kehidupan ayah tak berangsur membaik setelah berhari-hari. Terkadang ayah tiba-tiba ingin makan sesuatu tapi pada akhirnya hanya satu atau dua suap saja yang masuk ke mulutnya. Apalagi ayah justru selalu minta minum es yang sesungguhnya sangat bertentangan dengan ketentuan dari dokter. Namun, apa daya sebagai anak pada akhirnya berusaha untuk mengabulkan keinginan tersebut.
Novel tipis yang penuh emosi ini adalah persentuhan pertama saya dengan karya Pramoedya Ananta Toer. Saya sangat menikmati membaca karya sastrawan besar Indonesia ini. Konflik yang begitu nyata, dengan penuturan yang penuh emosi membuat pengalaman pertama membaca karya Pram begitu menyenangkan. Kedekatan ayah dan anak-anak yang menjadi garis besar dalam novel ini juga digambarkan dengan begitu bagus.
Terkadang saya juga dikejutkan dengan pemilihan kata-kata yang digunakan Pram dalam karyanya ini. Meski sangat jauh dengan gaya penuturan kisah saat ini, toh saya tetap dapat menikmatinya. Pemaknaan Pram terhadap rumah sakit menjadi favorit saya sepanjang buku ini.
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Penerbit: Lentera Dipantara
Tebal: 104 hlm
Cetakan ke: 9, Oktober 2010
Seorang anak laki-laki tertua yang sudah begitu lama merantau akhirnya tergerak untuk kembali pulang mendengar kabar bahwa sang ayah sedang sakit. Bersama istrinya, ia menyusuri jalan-jalan yang mengingatkan ia pada kehidupan masa kecilnya. Sesampainya di rumah, ia mendapati kondisi sang ayah sudah begitu buruk. Sudah berhari-hari sang ayah berada di rumah sakit, dan sangat sulit untuk membujuknya makan.
Berada di kampung halaman lagi setelah sekian lama memunculkan emosi yang beragam bagi tokoh utama. Ia bernostalgia dengan masa kecilnya, menikmati kerinduannya pada rumah, tapi juga dikejar-kejar perasaan cemas memikirkan sang ayah. Ditambah lagi, ia juga memikirkan pekerjaan di kota yang telah ditinggalkannya selama pulang ke rumah.
Kehidupan ayah tak berangsur membaik setelah berhari-hari. Terkadang ayah tiba-tiba ingin makan sesuatu tapi pada akhirnya hanya satu atau dua suap saja yang masuk ke mulutnya. Apalagi ayah justru selalu minta minum es yang sesungguhnya sangat bertentangan dengan ketentuan dari dokter. Namun, apa daya sebagai anak pada akhirnya berusaha untuk mengabulkan keinginan tersebut.
Novel tipis yang penuh emosi ini adalah persentuhan pertama saya dengan karya Pramoedya Ananta Toer. Saya sangat menikmati membaca karya sastrawan besar Indonesia ini. Konflik yang begitu nyata, dengan penuturan yang penuh emosi membuat pengalaman pertama membaca karya Pram begitu menyenangkan. Kedekatan ayah dan anak-anak yang menjadi garis besar dalam novel ini juga digambarkan dengan begitu bagus.
Terkadang saya juga dikejutkan dengan pemilihan kata-kata yang digunakan Pram dalam karyanya ini. Meski sangat jauh dengan gaya penuturan kisah saat ini, toh saya tetap dapat menikmatinya. Pemaknaan Pram terhadap rumah sakit menjadi favorit saya sepanjang buku ini.
Dan dengan langkah berat pergilah aku meninggalkan rumah sakit itu- rumah tempat orang yang tak bebas mempergunakan tubuh dan hidupnya sendiri.
(Hal 48)Sebenarnya, sudah begitu lama saya ingin membaca karya Pram. Tapi keinginan itu selalu tertunda, dan tergoda buku lain :p Akhirnya, bulan ini saya bisa menuntaskan perkenalan dengan karya Pram. Terima kasih untuk BBI dan event baca barengnya yang keren. Untuk karya pertama Pram yang saya baca ini, saya berikan 4/5 bintang!
[Review] Si Dul Anak Betawi
Judul: Si Dul Anak Betawi
Penulis: H. Aman Datuk Madjoindo
Penerbit: Balai Pustaka
Tebal: 86 hlm
Cetakan ke: 23, 2006
Abdoel Hamid adalah nama tokoh utama kita kali ini. Namun, ia lebih sering dipanggil Si Dul oleh keluarga dan temannya. Si Dul tinggal bertiga dengan nyak (ibu) dan babenya (bapak). Nyak tiap hari tinggal di rumah sedangkan babe menjadi sopir bus kota. Seperti kebanyakan anak-anak, tiap hari Si Dul bermain dengan teman-temannya. Agar bisa main bareng dengan teman-teman, kadang Si Dul harus kucing-kucingan dengan nyaknya. Walaupun nyak menyuruh Dul tinggal di rumah saja, kadang ia mencari akal untuk ketemu teman-temannya.
Kehidupan Dul berjalan lancar dan menyenangkan hingga suatu hari datang kabar yang mengejutkan dari babe. Teman babe datang ke rumah dan mengabarkan kalau babe meninggal akibat kecelakaan. Kepergian babe sangat berpengaruh bagi kehidupan nyak dan Dul. Nyak jadi tidak bersemangat untuk menjalani hidup, dan sakit karena tidak mau makan. Di tengah cobaan tersebut, Dul mencoba untuk tegar dan membantu sebisanya untuk kelangsungan hidup mereka.
Bagaimana akhirnya kehidupan Dul dan nyak? Apakah mereka bisa bangkit setelah kepergian babe? Jawabannya bisa ditemukan di buku ini.
Saat membuat daftar bacaan Fun Year Event With Children's Literature kategori klasik, saya baru tersadar bahwa tidak ada karya klasik asli Indonesia yang masuk ke daftar. Oleh karenanya, melihat buku ini, dengan dilabeli tulisan 'Sastra Klasik', saya langsung tertarik untuk membacanya. Apalagi tokoh Si Dul sudah begitu akrab bagi masyarakat Indonesia.
Sayangnya, setelah membaca kisah Si Dul, saya menyimpulkan buku ini bukan cerita favorit saya. Saya melihat begitu banyak adegan pertengkaran Dul teman-temannya dalam buku ini. Bahkan, adegan pertengkaran tersebut diceritakan begitu detail mulai dari kata-kata hingga sikap mereka. Menurut saya, adegan seperti itu kurang cocok bagi buku anak-anak. Saya pribadi sangat menyayangkan adanya adegan pertengkaran semacam itu, mengingat karya ini merupakan karya besar dari Indonesia.
Dari segi cerita, saya juga merasa alur dalam buku ini sangat lambat. Saya sendiri sempat meninggalkan buku ini dan membaca buku lain sebagai selingan, baru kemudian melanjutkan kisah Si Dul ini. Meski begitu, tetap ada kesan moral yang bisa diambil. Saya melihat karakter Dul mengalami perkembangan. Di awal cerita, ia adalah tipe anak jahil yang sukanya bermain saja, tapi semenjak ditinggal babe ia jadi lebih dewasa dan berinisiatif untuk membantu nyak, meski sifatnya yang mudah emosi tetap ada.
Keseluruhan kisah Si Dul ini diceritakan dalam bahasa Betawi. Kadang saya bingung juga berusaha memahami artinya, tapi tetap bisa dimengerti akhirnya. Mengingat banyaknya adegan pertengkaran, juga bahasa yang cukup sulit, menurut saya buku ini bisa dibaca oleh anak berusia 13 tahun ke atas. Tentu saja lebih baik bila didampingi orang tua. Dan akhirnya, 3/5 bintang untuk kisah klasik asli Indonesia ini.
Review ini diikutkan dalam Fun Year With Children's Literature host by Bacaan Bzee dan Little Alice's Garden. Yang mau tahu lebih banyak klik gambar berikut :)
Penulis: H. Aman Datuk Madjoindo
Penerbit: Balai Pustaka
Tebal: 86 hlm
Cetakan ke: 23, 2006
Abdoel Hamid adalah nama tokoh utama kita kali ini. Namun, ia lebih sering dipanggil Si Dul oleh keluarga dan temannya. Si Dul tinggal bertiga dengan nyak (ibu) dan babenya (bapak). Nyak tiap hari tinggal di rumah sedangkan babe menjadi sopir bus kota. Seperti kebanyakan anak-anak, tiap hari Si Dul bermain dengan teman-temannya. Agar bisa main bareng dengan teman-teman, kadang Si Dul harus kucing-kucingan dengan nyaknya. Walaupun nyak menyuruh Dul tinggal di rumah saja, kadang ia mencari akal untuk ketemu teman-temannya.
Kehidupan Dul berjalan lancar dan menyenangkan hingga suatu hari datang kabar yang mengejutkan dari babe. Teman babe datang ke rumah dan mengabarkan kalau babe meninggal akibat kecelakaan. Kepergian babe sangat berpengaruh bagi kehidupan nyak dan Dul. Nyak jadi tidak bersemangat untuk menjalani hidup, dan sakit karena tidak mau makan. Di tengah cobaan tersebut, Dul mencoba untuk tegar dan membantu sebisanya untuk kelangsungan hidup mereka.
Bagaimana akhirnya kehidupan Dul dan nyak? Apakah mereka bisa bangkit setelah kepergian babe? Jawabannya bisa ditemukan di buku ini.
Saat membuat daftar bacaan Fun Year Event With Children's Literature kategori klasik, saya baru tersadar bahwa tidak ada karya klasik asli Indonesia yang masuk ke daftar. Oleh karenanya, melihat buku ini, dengan dilabeli tulisan 'Sastra Klasik', saya langsung tertarik untuk membacanya. Apalagi tokoh Si Dul sudah begitu akrab bagi masyarakat Indonesia.
Sayangnya, setelah membaca kisah Si Dul, saya menyimpulkan buku ini bukan cerita favorit saya. Saya melihat begitu banyak adegan pertengkaran Dul teman-temannya dalam buku ini. Bahkan, adegan pertengkaran tersebut diceritakan begitu detail mulai dari kata-kata hingga sikap mereka. Menurut saya, adegan seperti itu kurang cocok bagi buku anak-anak. Saya pribadi sangat menyayangkan adanya adegan pertengkaran semacam itu, mengingat karya ini merupakan karya besar dari Indonesia.
Dari segi cerita, saya juga merasa alur dalam buku ini sangat lambat. Saya sendiri sempat meninggalkan buku ini dan membaca buku lain sebagai selingan, baru kemudian melanjutkan kisah Si Dul ini. Meski begitu, tetap ada kesan moral yang bisa diambil. Saya melihat karakter Dul mengalami perkembangan. Di awal cerita, ia adalah tipe anak jahil yang sukanya bermain saja, tapi semenjak ditinggal babe ia jadi lebih dewasa dan berinisiatif untuk membantu nyak, meski sifatnya yang mudah emosi tetap ada.
Keseluruhan kisah Si Dul ini diceritakan dalam bahasa Betawi. Kadang saya bingung juga berusaha memahami artinya, tapi tetap bisa dimengerti akhirnya. Mengingat banyaknya adegan pertengkaran, juga bahasa yang cukup sulit, menurut saya buku ini bisa dibaca oleh anak berusia 13 tahun ke atas. Tentu saja lebih baik bila didampingi orang tua. Dan akhirnya, 3/5 bintang untuk kisah klasik asli Indonesia ini.
Review ini diikutkan dalam Fun Year With Children's Literature host by Bacaan Bzee dan Little Alice's Garden. Yang mau tahu lebih banyak klik gambar berikut :)
Juga untuk:
[Review] Di Tepi Sungai Plum
Judul: Di Tepi Sungai Plum
Judul asli: On the Banks of Plum Creek
Penulis: Laura Ingalls Wilder
Penerbit: BPK Gunung Mulia
Tebal: 297 hlm
Cetakan ke: 2, 1982
Dalam serinya kali ini, diceritakan Laura dan keluarganya telah pindah rumah. Kali ini, mereka tinggal di rumah bawah tanah, sebuah pengalaman baru bagi Laura. Kehidupan Laura belum banyak berubah, ia masih sering membantu Ma mengerjakan tugas-tugas di rumah. Namun, di tengah cerita kita akan dibawa untuk melihat sekolah baru Laura. Ya, dalam seri ini diceritakan Laura dan Mary mulai bersekolah.
Jangan bayangkan menemukan sekolah sudah semudah sekarang. Laura dan Mary harus berjalan kaki cukup jauh untuk mencapai sekolah mereka. Untungnya Pa dan Ma sangat mendukung mereka berdua. Di sekolah, Laura dan Mary bertemu dengan orang-orang baru. Mereka dengan cepat dapat berteman, tapi ternyata tidak semua siswa dapat dekat dengan keduanya. Maka dimulailah beberapa konflik kecil antara Laura, Mary, dan teman-teman sekolah mereka ini.
Menarik untuk mengikuti perjalanan Laura tumbuh dewasa. Awalnya, ia seorang gadis cilik yang penuh dengan rasa ingin tahu. Seiring pertambahan usianya, Laura mengalami beberapa konflik layaknya gadis cilik lainnya. Merasa tidak cocok dengan teman sebaya, berusaha menunjukkan sisi terbaik dirinya, bahkan membela keluarga di depan teman-teman. Membaca kisah Laura seakan melihat seorang gadis cilik yang tumbuh perlahan-lahan setiap harinya.
Masih sama dengan buku pertamanya, seri Little House ini dihiasi dengan ilustrasi yang begitu indah dari Garth Williams. Ciri khas lainnya adalah penjelasan yang detail untuk setiap kegiatan yang dilakukan Laura maupun anggota keluarga lain. Oleh karena itu, rekomendasi saya pun tetap sama. KIsah Laura ini cocok untuk dibaca siapa saja, terutama bagi siswa SD untuk berlatih membuat deskripsi. Akhirnya, 4/5 bintang dari saya untuk buku ini!
Review ini diikutkan dalam Fun Year With Children's Literature host by Bacaan Bzee dan Little Alice's Garden. Yang mau tahu lebih banyak klik gambar berikut :)
Wednesday, February 27, 2013
Wishful Wednesday #1
Langsung saja, buku yg jadi wishlist saya minggu ini adalaaah
Sinopsis:
Ainun:
"Saya bahagia malam-malam hari berdua di kamar: dia sibuk di antara kertas-kertasnya yang berserakan di tempat tidur, saya menjahit, membaca atau berbuat lainnya. Saya terharu melihat ia pun banyak membantu tanpa diminta: mencuci piring, mencuci popok bayi yang ada isinya..."
Habibie:
"Terima kasih Allah, Engkau telah menjadikan Ainun dan saya manunggal jiwa, roh, batin, dan hati nurani. Kami melekat pada diri kami sepanjang masa di manapun kami berada..."
Kenapa pengen buku ini? Hehe, sebenernya karena berawal dari filmnya. Jadi ceritanya saya udah agak lama nonton film Habibie Ainun ini. Baguus, tapi saya ngerasa alurnya cepet banget (iyalah terikat durasi juga). Akhirnya dari nonton film itu saya jadi pengen baca bukunya. Dan yang jadi perhatian utama bukan unsur romance-nya, tapi perjalanan Pak Habibie belajar di Jerman, juga mimpi beliau untuk membuat pesawat terbang. Penasaran, dan sekalian pengen belajar sejarah juga :D
Wishful Wednesday kali ini ada giveaway-nya lho.. Untuk buku pilihan saya ini bisa dibeli di berbagai toko buku online, salah satunya bukabuku.com.
Jadi, yang mau ikutan, buruaan masih ada waktu ni... Caranya:
- Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
- Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
- Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
[Review] Zoo
Judul: Zoo
Penulis: Anthony Browne
Penerbit: Random House Children's Book.
Tahun terbit: 1992
Winner of The Kate Greenaway Medal
Pengalaman berlibur ke kebun binatang bersama keluarga tentu tak asing bagi banyak orang. Dalam buku bergambar ini, Anthony Browne bercerita tentang sebuah keluarga yang menghabiskan satu hari mereka di kebun binantang. Tanpa banyak konflik, cerita ini justru menjadi sangat nyata. Apalagi ditambah dengan ilustrasi menarik di setiap halamannya.
Zoo diceritakan melalui sudut pandang anak laki-laki pertama dalam keluarga itu. Ia bercerita tentang liburannya ke kebun binatang bersama ayah, ibu, dan adik laki-lakinya. Cerita diawali dengan kemacetan luar biasa di jalan, membuat ia dan adiknya begitu bosan. Dilanjutkan dengan kekesalannya melihat tingkah si ayah yang berdebat dengan petugas piket. Tak lupa, ia juga sering bertengkar dengan si adik karena masalah sepele, misalnya bosan dengan suasana kebun binatang, ataupun lapar setelah jalan-jalan seharian.
Liburan biasanya identik dengan keceriaan. Namun, tokoh 'I' di sini justru lebih banyak bosan di kebun binatang. Menurutnya, liburan ini tidak seru karena hanya melihat binatang-binatang yang berlalu-lalang di kandang. Namun pada akhirnya mereka semua dapat bergembira setelah makan di kafe yang enak juga mendapat topi bergambar binatang untuk masing-masing.
Cerita ini sangat dekat dengan kehidupan anak sehari-hari. Merengek-rengek kepada ibu untuk makan, bertengkar dengan saudara merupakan pengalaman yang tak asing lagi. Ditambah lagi ilustrasi yang memukau di setiap halaman akan membuat anak-anak sangat menikmati buku ini. Berikut contoh ilustrasi yang ada di buku ini:
sumber |
sumber |
my favourite! |
Buku ini cocok dibaca anak-anak mulai usia sepuluh tahun ke atas, karena kalimatnya agak panjang tapi disertai ilustrasi yang sangat membantu. Untuk cerita yang sederhana, dekat dengan anak-anak, dan ilustrasi yang luar biasa, saya beri 4/5 bintang bagi Zoo karya Anthony Browne ini.
Review ini diikutkan dalam Fun Year Event With Children's Literature host by Bacaan Bzee dan Little Alice's Garden. Yang mau tahu lebih banyak klik gambar berikut :)
Saturday, February 2, 2013
[Reading Challenge] New Authors Reading Challenge 2013
Masih seputar reading challenge, kali ini saya rencanakan jadi challenge terakhir yang saya ikuti tahun ini. Rencananya lho ya, gak tahu nanti kalau tergoda ikut challenge lain. Hehe... Challenge ini juga di host oleh Ren @ Ren's Little Corner, namanya New Authors Reading Challenge 2013. Syaratnya peserta baca novel fiksi dari pengarang yang baru bagi kita. Maksudnya, kita belum pernah baca karya dari pengarang itu sebelumnya. Challenge ini pas buat mengeksplor bacaan kita, juga keluar dari zona nyaman tentunya :))
Ada empat level yang bisa dipilih di challenge ini, saya putuskan ikut level yang kedua yaitu Middle. Di level ini peserta harus baca 12-20 buku. List bukunya belum lengkap, tapi beberapa sudah ada di jadwal:
Ada empat level yang bisa dipilih di challenge ini, saya putuskan ikut level yang kedua yaitu Middle. Di level ini peserta harus baca 12-20 buku. List bukunya belum lengkap, tapi beberapa sudah ada di jadwal:
- The Tale of Desperaux by Kate DiCamillo
- Wonder by R.J. Palacio
- Joshua Joshua Tango by Robert Wolfe
- The Magicians by Lev Grossman
- Buku dari Pramoedya Ananta Toer
- Lainnya menyusul ya...
Mengingat baru sedikit sekali judul buku yang ada di list, saya cuma berharap semoga challenge ini bukan hanya kepedean saya semata XD Pengennya sih dari challenge ini saya bisa baca buku dari pengarang yang sebelumnya saya nggak pernah tertarik, bahkan yang belum pernah saya dengar. Sering tu kalau baca review di blog-blog buku lain suka bertanya-tanya sendiri, ini siapa, belum pernah denger orangnya, belum pernah denger bukunya. Hehe... Jadi mari keluar dari zona nyaman kita! :D
Oya, judul buku di atas juga bukan berarti prioritas baca. Daftar pasti akan bertambah seiring waktu, dan judul yang di atas masih sangat mungkin berubah. Yang mau ikutan challenge ini juga silakan klik link di atas yaa...
[Reading Challenge] What's in A Name Challenge 2013
Selamat malam minggu saudara-saudara... Malam minggu ini saya dedikasikan untuk berdiam diri di depan laptop, haha...
Jadi di awal Februari ini saya masih berniat buat nambah reading challenge. Baru sekali ini sih ikut-ikut reading challenge, penasaran tapi juga khawatir gak selesai, hehe... Ini juga pertama kalinya saya ikut challenge dari Ren @ Ren's Little Corner. Nama challenge-nya adalah What's in A Name. Peserta yang ikut challenge ini diharuskan baca novel fiksi dengan nama tokoh di judulnya.
Sebenernya awalnya saya ragu mau nambah challenge, walaupun gak banyak juga challenge yang saya ikuti, tapi ini kan baru tahun pertama :)) Tapiii... ternyata ada poin yang bikin saya tambah semangat buat ikut challenge ini yaitu: boleh digabung dengan challenge lainnya. Yeiiy, tahu aja udah mulai bingung bikin reading schedulle. Kalau gini sih sekali baca buku dua tiga challenge terlampaui, hehe...
Langsung saja, di What's in A Name Challenge ini Ren memberikan 4 pilihan level, saya pilih level ketiga: You Know My Name. Ketentuannya peserta harus baca novel dengan nama tokoh fiksi di judulnya sebanyak 15 buku. Karena tahun ini saya ikut Hotter Potter juga, paling gak tujuh buku dengan nama Harry Potter sudah aman ya di jadwal. Daftar judul buku yang lain menyusul sekalian review yaa... Reading schedulle belum rapi ni. Salut deh buat temen-temen yang udah bikin jadwal baca rapi per bulannya. *applause*
Baiklah, sekian postingan buat challenge ini. Yang mau ikut juga, masih bisa lho karena challenge-nya berlangsung sampai akhir tahun ini. Silakan ditengok infonya (ada di link di atas yaa...) Selamat menantang diri sendiri! :D
Subscribe to:
Posts (Atom)