Judul buku : A Very Yuppy Wedding
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 288 halaman
Hidup Andrea, seorang bankir berusia 29 tahun, bisa dibilang nyaris sempurna. Karirnya melesat cepat, fasilitas kantor untuk kehidupan sehari-hari yang sangat memadai, pendapatan yang cukup untuk membuatnya bolak-balik mall mengunjungi berbagai brand terkenal, dan memiliki kekasih yang sangat baik bernama Adjie. Ya, Adjie adalah teman sekantor Andrea yang kemudian menjadi kekasihnya. Hampir tak ada yang kurang dari sosok Adjie, tampan, perhatian, rajin sholat, dan memiliki karir yang tak kalah cemerlang. Kehidupan keduanya benar-benar sempurna apabila tak ada peraturan di bank yang melarang sesama karyawan untuk menikah.
Peraturan tersebut membuat Andrea dan Adjie harus menjalani hubungan secara diam-diam. Hanya dua orang sahabat dekat mereka saja yang tahu hubungan tersebut. Skenario pun dibuat dengan sangat rapi. Apabila Andrea dan Adjie memutuskan untuk menikah, salah satu dari mereka akan keluar dari bank dan mencari pekerjaan lain. Namun, menjalankan skenario tak semulus bayangan mereka. Keduanya harus selalu waspada agar hubungan mereka tak diketahui pihak lain, terutama bu Karen, bos mereka di kantor. Ditambah lagi rasa cemburu yang harus dipendam diam-diam ketika teman-teman kantor mulai mendekati Andrea maupun Adjie.
Perjalanan mereka untuk mempertahankan hubungan bertambah berat justru pada fase keduanya mempersiapkan pernikahan. Masalah karir, rasa saling percaya, dan tokoh yang datang dari masa lalu merupakan beberapa hal yang harus dipikirkan matang-matang. Bagaimana Andrea dan Adjie menghadapi semua tantangan tersebut? Apakah keduanya bisa sampai ke tahap pernikahan pada akhirnya?
Saya cukup menikmati membaca novel ini, walaupun banyak istilah perbankan yang tak saya mengerti. Ika Natassa berhasil meramu cerita yang membuat pembacanya ikut gemas melihat aksi para tokohnya. Meski begitu, saya merasa kurang ada klimaks dalam novel ini. Dalam beberapa kesempatan memang kita akan dibawa penasaran dengan jalan cerita selanjutnya, tapi selanjutnya akan ada penjelasan yang kembali menenangkan. Pola ini berulang berkali-kali sehingga saya tidak merasakan klimaks yang sudah ditunggu-tunggu.
Ada dua hal yang sangat mudah ditemui dalam novel ini, yaitu percakapan dalam bahasa Inggris dan brand-brand terkenal -tapi sangat asing bagi saya- :D Kedua hal tersebut seakan menegaskan bahwa tokoh-tokohnya berasal dari kalangan menengah ke atas. Tetap enak untuk dibaca, meski saya lebih merasa nyaman membaca percakapan dalam bahasa Indonesia, terasa lebih alami. Apabila ditanya apa yang mengganjal dari novel ini, jawabannya adalah Adjie. Entah kenapa saya merasa tokoh ini begitu sempurna hingga rasanya jadi kurang realistis, too good to be true. Akhirnya, saya memberikan 3/5 bintang untuk novel pertama dari Ika Natassa yang saya baca ini. Saya jadi cukup tertarik untuk membaca novel Ika Natassa selanjutnya :)
No comments:
Post a Comment