Judul buku : The Not-So-Amazing Life of @aMrazing
Penulis : Alexander Thian
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 218 hlm
Cetakan pertama, 2012
Pertama kali lihat buku ini saya cukup penasaran seperti apa isinya, walaupun belum tergerak untuk beli. Lama-lama tambah penasaran juga setelah baca beberapa review dari blog. Akhirnya, saya baca buku ini modal pinjam dari temen. Hehe...
Saya kurang tahu harus memasukkan buku ini ke genre apa, tapi menurut penerbitnya, #TNSALOA ini masuk dalam kategori lifestyle. #TNSALOA berisi kumpulan cerita menarik yang dialami sendiri oleh penulis, @aMrazing, saat dia masih bekerja sebagai penjaga konter HP di sebuah mall di Jakarta. Di tengah gerahnya suasana mall, diakibatkan AC yang sering-mati-dan-yang-mau-benerin-nggak-dateng-dateng, @aMrazing mengalami banyak kejadian ajaib. Mulai dari bapak-bapak yang ngotot bahwa penyanyi lagu My Heart Will Go On adalah Maria Kere. Sudah dibilang salah, si bapak tetep ngotot juga sampai muter ke semua konter. Saya ngakak banget waktu bagian bapak ini bilang, "yang nyanyi di atas kapal, yang pelem yu jam ai jam" untuk mendeskripsikan film Titanic.
Lewat buku bersampul kuning cerah ini kita juga diajak melihat realita gadget jaman sekarang (ini bener nggak ya kalimat saya :p) Bagaimana seorang anak kelas 6 SD marah-marah ke ibunya minta dibelikan iPhone hanya karena teman-temannya juga sudah punya gadget canggih itu. Anak kelas 6 SD, punya iPhone mau buat apaaa?? Baca cerita Alex bikin saya ikut gemes sama adiknya sekaligus kasihan sama ibunya. Tambah gemes lagi waktu tahu hape si adik juga masih bagus dan banyak fitur yang lebih canggih daripada iPhone yang dipengenin itu. Tapi atas nama 'tren' si adik tetap ngotot dan nggak mau mendengarkan kata-kata Alex maupun ibunya.
Kalau di dua cerita di atas kita dibawa ngakak dan sebel, lain lagi apabila kita membaca cerita berjudul "Dummy Seharga Dua Juta". Cerita ini merupakan salah satu favorit saya. Bercerita tentang Pak Soni yang ingin memberikan hadiah untuk anaknya. Setiap hari bapak itu menabung sampai akhirnya uangnya cukup untuk membeli barang yang diinginkan si anak, yakni handphone Sony Ericsson W880i. Namun, Pak Soni mengira ada yang rusak pada hape tersebut lalu membawanya ke konter Alex. Alangkah terkejutnya sang bapak ketika mengetahui hape tersebut ternyata dummy alias tiruan. Ia telah kena tipu. Sampai sini saja, saya sudah ikut terharu melihat ketulusan Pak Soni untuk membahagiakan anaknya. Apalagi waktu tahu bagaimana perjuangan Pak Soni untuk merawat anak yang sangat disayanginya tersebut. Tak berlebihan, di bagian ini Alex sungguh berhasil menyajikan cerita yang menyentuh hati.
Selain tiga cerita di atas, kita juga akan disuguhi 11 cerita lainnya yang juga menawarkan berbagai rasa yang berbeda. Konyol, lucu, sebel, haru, miris semua jadi satu. #TNSALOA memang cukup mengaduk-aduk perasaan pembacanya karena bisa jadi belum selesai kita tertawa membaca sebuah cerita, kita akan langsung dibawa hanyut dan terharu membaca kisah selanjutnya. Di beberapa bagian memang saya merasa datar saja, tapi tetap buku ini menjadi bacaan yang menarik.
Gaya bahasa yang santai membuat buku ini cocok dilabeli sebagai bacaan ringan. Meski terkesan ringan, tanpa disadari kita akan terbawa untuk melihat realita yang kadang terlupakan. Selain belajar dari banyak kisah yang dituliskan, saya juga belajar bahwa bekerja bukan hanya bertujuan mencari keuntungan tapi juga berusaha berbuat baik untuk orang lain. Seperti yang dilakukan Alex, ketika di banyak kesempatan bisa saja ia mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya, tapi ia justru memberi saran yang bisa jadi tak berakibat baik pada pemasukannya. Ketika ia bisa saja cuek pada orang yang tak dikenalnya, ia justru bertekad untuk membantunya. Banyak nilai-nilai sosial yang bisa diambil dari buku ini. Akhirnya, sebagai penutup saya beri 3.5/5 bintang untuk buku ringan tapi penuh makna ini.
No comments:
Post a Comment