Wednesday, July 31, 2013

[Review] Pulang

Judul: Pulang
Penulis: Leila S. Chudori
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal: 464 hlm

Ada yang tak bisa pulang... setelah 30 September 1965.

G-30S/PKI menjadi salah satu peristiwa bersejarah yang tak bisa dilupakan bangsa Indonesia. Begitu banyak cerita di baliknya. Leila S. Chudori mencoba ikut menyimpan kepingan sejarah ini lewat novelnya. Sebuah novel yang ditulis dengan sangat apik, rapi, dan detail.

Dimas Suryo, Nugroho, Tjai, dan Risjaf tak bisa pulang ke Indonesia setelah peristiwa September 1965. Perjalanan ke Santiago yang hanya direncanakan sebagai kunjungan, tak disangka akan menahan mereka untuk pulang. Keadaan politik di Indonesia sedang sangat tidak stabil. Jika mereka berempat pulang, dikhawatirkan mereka akan ikut 'diciduk'.

Keempat sahabat ini bersepakat untuk tinggal di Paris, sementara mencari cara untuk pulang. Dimas Suryo menikah dengan Viviene Deveraux. Dimas menikmati kehidupannya bersama Viviene. Meski begitu, selalu ada rindu di hati Dimas untuk pulang. Untuk melihat seperti apa Indonesia. Untuk mencium aroma cengkih di negerinya sendiri. Sedikit mengobati kerinduan Dimas akan tanah air, ia dan ketiga sahabatnya mendirikan sebuah restoran: Tanah Air. Sebuah bukti bahwa mereka tidak akan melupakan Indonesia, sejauh apapun mereka berada.

Lintang Utara, sebuah nama yang sangat Indonesia tersemat dalam diri gadis ini. Dia adalah putri dari Dimas Suryo dan Viviene. Berbulan-bulan tidak bicara dengan sang ayah, Lintang harus menurunkan egonya untuk bertemu dengan Dimas. Setelah berkonsultasi dengan dosennya, Lintang mendapat tugas akhir untuk membuat film dokumenter tentang Indonesia. Lebih tepatnya lagi, film tentang G-30S/PKI. Indonesia. Sebuah nama yang sering ia dengar. Sebuah nama yang menjadi sebagian dirinya. Sebuah nama yang terasa begitu akrab, sekaligus begitu asing. Oleh karena itu, sebagai langkah pertama, Lintang menemui ayahnya yang tahu lebih banyak tentang Indonesia.

Pertemuan Lintang dengan sang ayah ternyata membuat gadis ini akhirnya terbang ke Indonesia. Terbang dengan membawa banyak nama. Dia juga membawa banyak pesan dari Dimas, dan ketiga sahabatnya. Dimas, Nugroho, Tjai, dan Risjaf menitipkan rindu mereka akan tanah air lewat Lintang. Setelah begitu banyak tanda tanya, akhirnya Lintang menapakkan kaki di Indonesia. Begitu banyak rindu yang harus ia sampaikan. Lintang bertemu dengan nama-nama yang sering sekali ia dengar di Paris sana. Juga, bertemu dengan Segara Alam.

***

Peristiwa 30 September 1965 tak habis-habisnya untuk diceritakan. Saya sendiri tidak mengalami langsung, pun (syukurnya) tidak menjadi bagian dari para murid yang dijadwalkan nonton film tentang peristiwa ini setiap tahunnya. Rasanya ngilu membayangkan anak-anak dibawa pergi ke bioskop untuk menyaksikan peristiwa berdarah itu. Sekilas, ide awal "Pulang" ini mengingatkan saya akan kisah seorang mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Rusia. Ia berniat pulang ke Indonesia untuk menikah dengan kekasihnya. Sayangnya, peristiwa berdarah ini membuatnya tertahan di negeri asing. Keinginan untuk bertemu sang kekasih tak bisa diwujudkan. Kisah nyata ini pernah dipentaskan oleh Papermoon Puppet, selengkapnya bisa dibaca di sini.

Kembali lagi tentang novel ini, ringkasan yang saya tulis di awal hanyalah garis besar saja. Masih banyak kisah yang akan ditemui di novel ini. Pun ringkasan itu juga masih jauh dengan ending-nya. Awalnya saya tak yakin bisa menamatkan novel ini. Saya tidak terlalu sering membaca buku-buku bernuansa sejarah. Namun, ternyata saya justru tak bisa berhenti membaca novel ini sejak halaman pertama. Kisah sejarah yang saya pikir akan terlalu berat dan membosankan, ternyata membuat saya betah duduk berlama-lama untuk menuntaskannya. Bahasa yang mengalir membuat saya sangat nyaman ketika membaca novel ini. Membaca novel sejarah maupun berita yang emosional tentang Indonesia, pasti menimbulkan rasa tersendiri bagi saya. Begitu juga dengan novel ini. Kerinduan Dimas akan Indonesia diceritakan dengan begitu apik. Memang, sejauh apapun kita melangkah, kita akan tetap rindu untuk pulang.

Novel ini menggunakan alur maju-mundur, juga multi POV. Meski begitu, saya tidak bingung ketika mengikuti kisah di dalamnya. Saya terlanjur larut dengan cerita Dimas, Lintang, Alam, dan tokoh-tokoh lainnya. Penulis berhasil menceritakan betapa G-30S/PKI memiliki pengaruh besar dalam kehidupan Indonesia selanjutnya. Begitu banyak orang yang tertahan, tak bisa pulang. Bahkan, generasi selanjutnya yang tidak berkaitan langsung dengan peristiwa ini ikut mendapat akibatnya, karena orang tua mereka merupakan pihak yang diwaspadai. 

Saya sudah membaca beberapa review tentang buku ini. Ada yang menulis Dimas sebagai karakter favoritnya. Ada pula yang memilih Alam. Saya sendiri memilih untuk tidak mempunyai karakter favorit di buku ini. Saya tidak jatuh cinta kepada karakter secara personal. Saya jatuh cinta pada perasaan mereka, terutama pada perasaan Dimas dan teman-teman, yang tak bisa pulang. Saya begitu terhanyut membaca kerinduan mereka akan Indonesia. Mereka menyimpan kenangan tentang Indonesia dengan begitu rapi, dan terus menyimpan keinginan untuk bisa pulang.

Saya menutup novel "Pulang" ini dengan begitu puas. Apalagi, di bagian belakang penulis memberikan banyak sumber yang ia gunakan untuk novel ini. Betul-betul sebuah novel yang dikerjakan dengan detail. Saya merasakan penulis memberikan penghargaan yang besar kepada sumber-sumber yang ia gunakan itu. Oleh karena itu pula, saya jadi lebih menghargai karya ini. Yang pasti, "Pulang" menjadi langkah awal saya untuk lebih mendalami buku-buku bernuansa sejarah. 5 bintang!

Review untuk:
- Posting bareng BBI dengan tema Historical Fiction
- Reading Challenge: Finding New Authors 2013


Wishful Wednesday #5


Selamat Hari Rabu... Sudah menyiapkan angan-angan buku impian? Wishful Wednesday saya kali ini adalaah.. 


Sinopsis:
Cerita-cerita yang dikumpulkan dalam Pada Suatu Hari Nanti didasarkan pada berbagai sumber, lisan maupun tulis. Sumber yang dipakai umumnya sudah dikenal luas dan memiliki sejenis pakem. Dongeng dari pakem bisa berupa lisan atau tulisan, atau yang dalam perkembangannya telah melalui proses ulang-alik lisan-tulisan. Ini merupakan kumpulan dongeng carangan “cabang, ranting” yang pada dasarnya merupakan tanggapan atas pakem yang sudah ada dengan memelintir dongeng-dongeng itu—terutama yang menyangkut penokohan dan alur.

Kumpulan kedua, Malam Wabah, berisi dongeng-dongeng yang boleh dikatakan merupakan tulisan “asli”, meskipun kategorisasi asli dan bukan asli selalu saja merupakan masalah. Dalam kumpulan cerita ini, orang dan benda yang berkeliaran di sekitar kita dibiarkan saja berbicara mengungkapkan diri mereka sendiri: ada narapidana, sepatu, daun, gadis kecil, rumah, lelaki tua, dan sebagainya. Masing-masing memiliki kehidupan sendiri; penulis sekadar menyediakan bahasa yang kira-kira sesuai untuk mereka.

Sapardi Djoko Damono, biasanya lebih dikenal lewat puisi-puisinya. Saya bukan penggemar berat puisi, soalnya saya suka bingung dengan kalimat yang berbunga-bunga. Tapi, saya suka sekali dengan puisi-puisi beliau. Jadi, waktu tahu beliau menerbitkan kumpulan cerita, saya penasaran sekali pengen baca. Apalagi covernya sederhana tapi keren! Semoga buku ini bisa cepat-cepat masuk rak buku saya :)

Mau ikut Wishful Wednesday juga? Caranya:
  • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)


[Review] Dick and Jane and Vampires

Judul: Dick and Jane and Vampires
Penulis: Laura Marchesani
Ilustrator: Tommy Hunt
Penerbit: Grosset & Dunlap
Terbit: Agustus 2010
Tebal: 144 hlm

Hampir saja saya melewatkan posting bareng buku anak-anak. Soalnya, bulan ini belum selesai baca satu pun buku anak-anak. Sedih... Tapi, tadi saya baca postingan Teh Peni tentang buku Dr. Seuss. Jadi inget, kan saya juga punya buku anak-anak bergambar yang pasti bisa cepat selesai :) Walaupun akhirnya telat sehari juga, hehe...

Dick and Jane and Vampires. Buku anak-anak bergambar memang selalu menarik hati, begitu juga dengan yang satu ini. Beneran deh, nggak butuh waktu lama buat baca buku yang satu ini. Jadi, buku ini dibagi jadi tiga bab besar: We Look and Find, We Run and Hide, dan We Work and Play. Nah, tiap bab terdiri dari cerita-cerita kecil. Tiap cerita mungkin sekitar lima sampai sepuluh kalimat saja. Bacaan yang menyenangkan pokoknya.

Dick and Jane adalah tokoh utama kita kali ini, begitu pula dengan Vampire. Ada juga si kecil Sally. Ceritanya, Mr. Vampire pengen main bareng Dick, Jane, dan Sally. Tapi, di bagian We Look and Find, Mr. Vampire belum menampakkan diri. Masih malu-malu nampaknya. Langsung aja yuk liat contoh ceritanya.





Nah, di bagian We Run and Hide, Mr. Vampire udah mulai berani ngajak kenalan. Tapi, mereka belum main-main bareng. Masih suka ngupet-ngumpet vampirnya...



Ini ceritanya yang bisa lihat Sally doang

Akhirnya, Dick, Jane, (juga Sally) and Mr. Vampire berteman di bagian We Work and Play. Haha... seru deh kalau mereka lagi main bareng.



Mr. Vampire pakai baju bikinan Mom!

Menyenangkan baca buku ini. Gambar-gambarnya bagus, kata-katanya singkat. Baru sebentar saja, tiba-tiba udah selesai. Seru di bagian Dick, Jane, dan Sally lagi main-main. Ada aja yang jadi mainan mereka. Waktu main rumah-rumahan, Mr. Vampire dong yang jadi bayinya. Haha... Dunia bocah memang selalu asik untuk dilirik :D 3/5 bintang untuk buku ini.

Posting untuk:
- Posting bareng BBI dengan tema buku anak
- FYE Children's Literature. Untuk buku ini, sepertinya anak usia enam tahun sudah bisa mulai membacanya. Huruf-hurufnya cukup besar. Kata-kata singkat dan banyak ilustrasi pasti menarik bagi mereka :)

Monday, July 29, 2013

Buying Monday #1


Hari Selasa sebentar lagi menyapa. Untung masih sempet ikut meme yang kece dari Aul, pemilik blog The Black in the Books. Hari ini hari pertama Buying Monday tayang. Meme apa sih ini? Jadi intinya, meme ini jadi ajang pengakuan pembelian buku selama sebulan (ehm!) Di kalangan BBI, istilah timbunan udah akrab banget tuh. Nah, meme ini jadi cara seru buat kita saling mengintip timbunan sesama BBI. Haha...

Jadi, langsung saja. Buying Monday saya di Bulan Juli dimulai dari... sale Drive Books Not Car (DBNC)!


  • Sale DBNC
Baru seminggu pindah Jakarta, saya dikasih tahu ada acara oke bernama sale DBNC. Di sini, kita bisa beli buku dengan harga murah. Ada yang segel, ada yang second. Kebanyakan berbahasa Inggris. Saya dua kali menyambangi sale ini. Pertama, di Hari Sabtu sebagai volunteer. Esok harinya, saya datang lagi khusus untuk berburu. Sebagian buku dibeli random karena harganya murah meriah! Ada juga yang memang dari penulis favorit. Ada juga yang dibeli karena dapat medal :) Ini perolehan dari DBNC.



1. The Railway Children 
2. Totto Chan
3. Three Bold Pixies
4. The Te of Piglet
5. Noddy Gets Into Trouble
6. Well Done Noddy!
7. Five Children and It
8. Charlotte Cheetam: Master of Disaster
9. The Cold and Hot Winter
10. Knit the Season
11. Dick and Jane and Vampires
12. ...and Now Miguel
13. Where the Heart is

  • Sale Gramedia Matraman
Gramedia Matraman sangat terkenal dengan event diskonnya yang gila-gilaan. Itu yang saya tangkap sewaktu tinggal di Jogja. Nah, kebetulan baru-baru ini ada sale di sana. Saya coba main ke sana, sekalian mau ketemuan dengan Mbak Dhila @ Kilas Buku. Pulang-pulang bawa buku-buku ini:


14. Dongeng Sepanjang Masa. (15rb untuk hardocover! Why not?! :p)
15. Night Flight
16. The Black and The Red
17. King Lear
18. Kitten Heels
19. Stardust (ini udah dibeli dari beberapa bulan lalu titip Mbak Dhila, tapi baru ketemu sekarang, hehe)
  • Buntelan
Nah, kalau ini sih saya seneng-seneng aja bikin pengakuan. Soalnya dapet gratis :)) Semoga bulan depan bertambah ya. #ngarep


  • Pinjaman
Selain menimbun buku belanjaan, ternyata saya mulai menimbun buku pinjaman. Semoga buku-buku ini bisa cepat dituntaskan. Kalau pinjaman biasanya jadi prioritas :D


22. Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya
22. Me Before You (dua buku ini pinjam dari Aul)
23. Little Women (pinjam Mbak Essy)
24. Harry Potter and the Half-Blood Prince (pinjam dari Mbak Astrid)

Itulah Buying Monday saya kali ini. Meski jumlah bukunya lumayan banyak, saya dapat harga bagus kok untuk buku-buku itu (pembelaan!) Ehm, sebenernya saya sudah order buku dari online shop, juga dapet hadiah giveaway dari Mbak Ren @ Ren's Little Corner. Karena bukunya belum di tangan, saya masukkan Buying Monday selanjutnya saja. :D Sekian Buying Monday kali ini. Saya bener-bener berharap bisa segera baca buku-buku ini. Jadwal baca saya bulan ini kacau sekali, semoga bulan depan lebih baik. Selamat malam semuaaa...

 Yuk, ikutan Buying Monday juga!
  • Follow The Black in The Books melalui email atau bloglovin'.
  • Buat post tentang buku-buku apa saja yang dibeli selama bulan itu, publish setiap hari Senin terakhir di bulan itu.
  • Masukan link post tersebut di linky yang disediakan.
  • Linky akan dibuka selama 3 minggu, agar bagi yang terlambat, masih bisa mengikuti meme ini.
  • Bila ada yang memasukan link tentang book haul bulan berikutnya (bukan bulan yang ditentukan), maka link itu akan dihapus dari linky.
  • Jangan lupa melihat-lihat book haul peserta lain! :D


[Review] 2

Judul: 2
Penulis: Donny Dhirgantoro
Penerbit:Grasindo
Tebal: 418 hlm
Cetakan: kelima, Januari 2012

Kehadiran Gusni berhasil menambah keceriaan di keluarganya. Dia lahir dengan tubuh yang besar untuk ukuran bayi. Tentu saja, papa dan mamanya senang sekali. Kakak Gusni, Gita, awalnya sempat merasa cemburu dengan kehadiran Gusni. Namun, kecemburuan itu tidak berlangsung lama. Gusni dan Gita tumbuh menjadi sepasang saudara yang saling menyayangi.

Gita tumbuh menjadi atlet bulutangkis yang sukses. Sedangkan Gusni, tumbuh besar setiap tahunnya. Ya, besar dalam arti yang sebenarnya. Berat tubuhnya tidak pernah turun sejak dia lahir. Semakin bertambah umurnya, semakin bertambah pula berat badannya. Gusni tidak terlalu khawatir dengan badan besarnya ini. Namun, tidak begitu dengan papa, mama, dan Gita. Mereka mengetahui ada sesuatu yang salah pada tubuh Gusni.

Gusni, gadis ceria itu, memiliki seorang sahabat bernama Harry. Mereka memiliki banyak kesamaan. Sama-sama bertubuh besar. Sama-sama suka makan onde-onde. Hanya Harry yang boleh memanggil Gusni dengan sebutan Gusni-Gusni, begitu pula sebaliknya. Itulah rahasia di antara mereka.

Gusni, yang tidak pernah mempermasalahkan bentuk tubuhnya, tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah kenyataan. Kenyataan yang sangat berpengaruh pada hidupnya Kini, dia harus memutuskan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

***

Novel 2 adalah karya kedua Donny Dhirgantoro yang saya baca. Sepertinya, Donny memang suka memasukkan angka sebagai judul bukunya. Novel pertamanya, 5 cm, sudah saya baca beberapa tahun lalu. Saya menikmati membaca novel itu. Sayangnya, hal itu tidak begitu saya rasakan ketika membaca novel ini.

Saya merasa gaya bahasa Donny berbeda sekali dengan novel sebelumnya. Memang tidak ada yang mengharuskan gaya bahasa seorang penulis selalu sama dalam setiap karyanya. Namun saya merasa penulis terlalu banyak melakukan eksperimen dalam tulisannya, yang hasilnya adalah nanggung. Di awal-awal bab, novel ini banyak menyisipkan humor. Sayangnya, menurut saya humor itu kurang berhasil, tidak membuat saya tersenyum, apalagi tertawa. Humor itu hanya terasa sebagai selingan yang kurang penting. 

Mendekati tengah cerita, porsi humor mulai berkurang, meski sekali-sekali tetap ada. Cerita berjalan dengan serius tapi santai. Saya lebih bisa menikmati bagian ini daripada bagian awalnya. Walau, tetap saja, saya tidak begitu nyaman dalam membacanya. 

Untuk ide cerita sendiri, saya senang Donny menulis tentang bulutangkis, sebuah olahraga yang begitu spesial bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Saya bukan penggemar olahraga garis keras. Namun, tetap saja saat-saat kemenangan (atau kekalahan) Indonesia adalah momen yang emosional. Ada beberapa bagian di mana Donny berhasil menuliskan perasaan itu.

Jadi, berapa bintang yang saya berikan untuk buku ini? Sepertinya, 3 bintang cukup. Saya cukup menikmati novel ini, tapi ada beberapa hal yang mengganggu. Seperti humor yang nanggung dan gaya bahasa yang terkadang berlebihan. Tentu saja ini hanya pendapat saya. Melihat novel ini dilabeli sebagai novel best seller, tentu banyak orang yang menyukainya. 

Sunday, July 14, 2013

[Review] Sweet Melody

Judul: Sweet Melody
Penulis: Baek Myo
Penerjemah: Rahmawati
Penyunting: Vina Marlia
Proofreader: Dini Novita Sari
Penerbit: Haru
Tebal: 356 hlm
Cetakan: Pertama, Juli 2013

Sinopsis:
“Musik adalah kebebasan menuju dunia yang tidak diketahui.”


Hwan kabur dari rumah.

Selama berbulan-bulan, ia merasakan pahitnya kehidupan di jalanan, termasuk dikejar oleh kumpulan preman. Saat sedang bersembunyi di sebuah gereja, Hwan bertemu dengan empat pemuda tampan yang sedang berlatih musik. Mereka membantunya lepas dari kejaran para preman itu.

Hwan mengira ia cukup mengucapkan terima kasih pada mereka. Namun tiba-tiba, para pemuda itu mengajaknya bergabung dengan band mereka.

“Namamu bagus. Kau tahu apa yang terjadi kalau kita memilih anggota yang namanya bagus? Saat memperkenalkan diri dengan nama yang keren, penonton pasti akan bersorak-sorai!”

Alasan apa pula itu?!

Ketika akhirnya Hwan setuju untuk bergabung, keempat pemuda itu berteriak gembira, “Waah! Sekarang terbentuklah band beranggotakan lima pria!”

Mendengar seruan gembira itu, Hwan berpikir, Tunggu. Aku... aku kan perempuan!

Karena merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tuanya, Hwan memutuskan untuk kabur dari rumah. Saat ia masih merasa bingung apa yang ia lakukan selanjutnya, Hwan justru terlibat masalah lain. Berawal dari ketidaksengajaan, ia bertemu dengan Chang Ryong, Ju Hoo, Jin Seong, dan Jin Woo. Mereka berempat adalah sahabat karib yang sedang membentuk sebuah band. Tanpa basa-basi, Hwan mendadak diajak bergabung dengan band tersebut sebagai vokalis. Lebih parah lagi, keempat teman barunya ini mengira Hwan sebagai seorang laki-laki!

Hwan ingin keempat teman barunya itu sadar sendiri bahwa dia adalah perempuan. Oleh karenanya, Hwan tidak memberitahu jati dirinya yang sebenarnya. Maka, dimulailah petualangan Hwan bersama Sweet Melody, band barunya tersebut. Sweet Melody sejak awal terobsesi masuk Baekjaego, sebuah sekolah musik yang sangat terkenal. Namun, jalan menuju sekolah tersebut tidaklah mulus. Kepala sekolah langsung tahu bahwa Hwan adalah anak yang kabur dari rumah. Mereka tidak diperbolehkan masuk ke Baekjaego. Namun, Sweet Melody tidak mau menyerah. Akhirnya, komisaris sekolah memberikan syarat yang cukup berat agar mereka bisa masuk ke sekolah tersebut. Syarat apa yang harus mereka lakukan? Temukan jawabannya dalam Sweet Melody.

Ide cerita Sweet Melody ini unik. Terpaksa menyamar sebagai pria karena ingin membuktikan bahwa dirinya adalah wanita. Sweet Melody adalah sebuah novel remaja yang menghibur. Saya suka dengan ide awalnya. Untuk karakter, saya lebih menyukai si kembar Jin Seong dan Jin Woo. Sepasang kembar yang sama-sama iseng, ceria, tapi baik hati.

Selain menghibur, Sweet Melody juga menyimpan pesan yang dalam tentang passion. Dari awal, novel ini kental sekali dengan nuansa musik. Terlihat sekali bahwa Sweet Melody adalah band yang ingin serius dalam bermusik. Tokoh-tokoh Sweet Melody ini masih muda, semuanya remaja. Namun, mereka telah mengetahui passion mereka sejak awal. Saya juga suka dengan pesan tentang keluarga yang diselipkan dalam Sweet Melody. Diceritakan bahwa beberapa tokoh mengalami masalah dengan keluarganya. Ada yang memilih kabur, ada yang berjuang, pasrah, dan sikap-sikap lainnya. Banyak kisah-kisah menarik yang diceritakan dalam novel ini. 

Untuk masalah terjemahan, saya cukup menikmatinya. Dialog-dialognya bisa menggambarkan bagaimana sifat masing-masing tokoh. Hwan sebagai tokoh utama terlihat meledak-ledak tapi lucu. Jin Seong dan Jin Woo sering terlihat kompak ketika bercanda. Satu hal yang membuat saya "kecewa", ternyata Sweet Melody berupa novel seri. Rasa penasaran saya akan akhir kisah Sweet Melody belum terjawab, harus menunggu buku berikutnya >_< Semoga lanjutannya segera terbit, dan saya bisa mengetahui akhir kisah Hwan dan teman-teman.

Overall, Sweet Melody adalah novel remaja yang menghibur. 3/5 bintang! 

Wednesday, July 10, 2013

Wishful Wednesday #4

Selamat hari Rabu, selamat menjalankan ibadah puasa! Alhamdulillah, bisa posting blog lagi. Udah cukup lama ni blog-nya nggak di-update. Kurang lebih seminggu ini saya mulai merantau ke Jakarta. Baru adaptasi dengan lingkungan baru, jam aktivitas baru, jadi beberapa hal rutin jadi sedikit ketinggalan. Semoga habis ini bisa rutin baca dan ngeblog lagi :))

Karena masih suasana awal puasa, WW saya kali ini juga berhubungan tentang agama. Haha, sebenernya udah pengen buku WW ini agak lama. Terus hari ini keinget, dan momennya pas juga. Ada dua buku yang saya idamkan minggu ini:

Sinopsis:
Dengan Kesabarannya Rasulullah Saw Memberikan Teladan Dan Pesan-Pesan Kebaikan Bagi Umatnya, Termasuk Bagaimana Menjalankan Islam Dalam Kehidupan Sehari-Hari Hanya Saja, Karena Kelalaian Sebagian Orang, Ada Kesalahan-Kesalahan Yang Tidak Satu-Dua Kali Mereka Lakukan, Namun Berulang Kali.

Saking Kaprahnya, Banyak Kesalahan Mereka Lakukan Tanpa Sadar; Mencela Makanan, Ingkar Janji, Pamer Aurat, Hingga Berkendara Tanpa Sopan Santun. Padahal, Empat Belas Abad Silam, Rasulullah Saw Sudah Berpesan Agar Kita Menghindari Perbuatan-Perbuatan Tersebut.

Kalau Kita Renungkan, Tak Satu Pun Pesan-Pesan Rasulullah Yang Tidak Penting, Meski Kelihatan Sepele. Namun, Tidak Sedikit Pesan-Pesan Itu Yang Diabaikan Begitu Saja, Baik Karena Kita Anggap Kuno, Ndeso, Atau Kurang Gaul.

Nah, Komik Ini Berisi Sentilan Terhadap Berbagai Kesalahan Yang Sering Kita Temui Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Karena Berdasarkan Hadits Rasulullah Saw, Sentilan-Sentilan Tersebut Selayaknya Menjadi Bahan Renungan Agar Kita Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik Lagi.



Sinopsis:
Buku ini ringan tapi berisi. Lucu tapi penuh ilmu. Setelah sukses dengan 33 Pesan Nabi Volume 1 dan 2, vbi djenggotten kembali mempersembahkan karya terbaiknya. Komik ini ditulis dengan sangat serius. Isinya pun sangat mendalam, tapi gaya tuturnya tak kalah ringan dari dua buku sebelumnya.

Melalui komik yang lucu ini, vbi djenggotten menyampaikan pesan-pesan damai, melawan anggapan umum tentang Islam yang katanya kuno dan penuh kekerasan.

Buka halaman pertama, bersiaplah tersenyum dan tertawa, petik hikmah dari setiap goresannya.

Yup, dua buku dari penulis yang sama. Saya bukan penikmat komik garis keras, tapi saya selalu suka karya-karya vbi_djenggotten. Pertama kali membaca karya vbi lewat bukunya yang berjudul 33 Pesan Nabi Jilid 1. Setelah itu, buku-buku vbi selalu jadi wishlist saya. Sejauh ini saya sudah mengoleksi tiga bukunya. Saya suka dengan cara penyampaian pesan vbi yang ringan, lucu, tapi sebenarnya penuh renungan. Nggak jarang lho saya merasa tersindir dengan gambar dan ceritanya, hehe.... 

Jadi itulah buku yang saya inginkan. Kamu?

Mau ikut Wishful Wednesday juga? Caranya:
  • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)